Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) bukanlah ujian biasa dalam kehidupan berumah tangga.
Meskipun seringkali dianggap sebagai bagian dari cobaan hidup, penting untuk menyadari bahwa KDRT tidak dapat dianggap remeh begitu saja.
Dalam tulisan ini, kita akan membahas dampak kesehatan mental yang dapat timbul baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang akibat kekerasan fisik dan verbal dalam rumah tangga.
Mengapa Wanita Lebih Rentan Terhadap KDRT?
Meskipun pria dan wanita berisiko menjadi korban KDRT, statistik menunjukkan bahwa wanita lebih sering menjadi korban.
Di Indonesia, struktur masyarakat yang dipengaruhi oleh budaya patriarki seringkali menempatkan wanita sebagai "pemilik kuasa."
Penelitian di Jawa Tengah menunjukkan bahwa anak perempuan yang menyaksikan kekerasan terhadap ibu cenderung mengalami perlakuan serupa di masa depan. Ini mencerminkan pola serupa yang ditemukan dalam penelitian internasional di berbagai negara.
Apa yang Dimaksud dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga?
Kekerasan dalam rumah tangga mencakup berbagai bentuk, seperti kekerasan fisik, psikologis, ekonomi, dan seksual.
Menurut Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, kekerasan dalam rumah tangga melibatkan tindakan yang membahayakan fisik atau mental korban, termasuk pembatasan kebebasan finansial.
Dampak KDRT pada Kesehatan Mental: Jangka Pendek dan Jangka Panjang
Kehadiran kekerasan dalam rumah tangga, baik dalam bentuk fisik, seksual, psikologis, atau ekonomi, berdampak pada kesehatan mental.
Dampaknya tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga dapat memunculkan masalah jangka panjang jika tidak ditangani dengan baik.
Dampak Jangka Pendek KDRT:
- Gangguan kecemasan
- Perasaan malu
- Perasaan takut
- Kebingungan
- Rasa bersalah
- Hilang harapan atau kekuatan
- Peningkatan kemungkinan menangis
- Perubahan suasana hati yang cepat
- Kesulitan berkonsentrasi
- Ketegangan otot
Dampak Jangka Panjang KDRT:
- Kehilangan kepercayaan diri
- Meragukan harga diri
- Keraguan untuk meninggalkan hubungan yang tidak sehat
- Depresi
- Kecemasan
- Potensi penyalahgunaan zat terlarang
- Munculnya penyakit kronis
Ketika kekerasan terjadi di dalam rumah tangga, dampaknya tidak hanya memengaruhi individu yang langsung terlibat, tetapi juga berpotensi merugikan kesehatan mental anak yang menyaksikannya.
Tanda-tanda seperti perubahan perilaku, perlawanan, atau gangguan tidur pada anak seharusnya tidak diabaikan.
Rasa tidak nyaman, ketakutan, kesulitan tidur, atau hilangnya selera makan setelah mengalami KDRT seharusnya tidak dianggap remeh.
Mengkonsultasikan diri dengan psikolog atau psikiater adalah langkah bijak untuk mendapatkan bantuan sejak dini dan mencegah potensi masalah kesehatan mental yang lebih serius.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H