Oleh karena itu, program pelatihan yang menekankan pada pengembangan keterampilan sosial dan interkultural harus diperkenalkan sebagai bagian integral dari upaya pengembangan SDM pariwisata.
Selanjutnya, pemberdayaan masyarakat lokal melalui program-program pelatihan dan dukungan ekonomi adalah langkah penting dalam menciptakan SDM yang tidak hanya berkompeten secara profesional tetapi juga memiliki rasa kepemilikan terhadap destinasi mereka.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dapat menjadi mitra strategis dalam inisiatif ini. Mereka dapat membantu dalam merancang program pelatihan, menyediakan akses ke sumber daya, dan mendukung pengembangan usaha kecil dan menengah (UMKM) yang terkait dengan pariwisata.
Salah satu tantangan dalam mengimplementasikan strategi ini adalah bagaimana melibatkan secara efektif BUMDES dan UMKM dalam pengembangan pariwisata.
Diperlukan koordinasi yang baik antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal untuk memastikan bahwa upaya pemberdayaan ini memberikan manfaat maksimal.
Langkah-langkah konkret, seperti pembentukan kemitraan formal antara pihak terkait, penyediaan dana untuk pelatihan dan pengembangan usaha, serta pembentukan mekanisme pemantauan dan evaluasi, dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin muncul.
Selain itu, penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi dan kreativitas dalam pengembangan pariwisata.
SDM yang unggul tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga mampu berpikir kritis, mengidentifikasi peluang baru, dan mengatasi tantangan yang muncul.
Untuk itu, perlu ada insentif dan dukungan untuk riset dan pengembangan dalam industri pariwisata lokal.
Pusat inovasi pariwisata dapat menjadi platform yang efektif untuk menghubungkan para pelaku industri, akademisi, dan masyarakat dalam upaya bersama menciptakan solusi baru dan meningkatkan daya saing destinasi.
Dalam konteks ini, peran pemerintah sebagai pemangku kepentingan utama tidak dapat diabaikan.