Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siklus KDRT: Ibukota Kekerasan yang Menghantui Kehidupan

16 Desember 2023   18:09 Diperbarui: 16 Desember 2023   18:31 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sana, terdapat cerita-cerita tentang perjuangan seorang wanita yang berusaha melarikan diri dari cengkeraman pasangannya yang menguasai.

Ada pula kisah tentang laki-laki yang terjebak dalam lingkaran ketidaksetujuan dan kekecewaan, yang akhirnya terlibat dalam tindakan kekerasan yang merusak kehidupan orang-orang di sekitarnya.

Namun, Ibukota Kekerasan bukanlah sekadar kumpulan kisah tragis. Ini juga menceritakan tentang ketidaksetaraan gender, ketidakpekaan sistem hukum, dan kurangnya dukungan sosial yang membuatnya sulit bagi korban untuk memutuskan siklus tersebut.

Kita menemukan bagaimana norma-norma sosial yang melekat dan pandangan yang terkotak-kotak terhadap peran gender ikut memperkuat dominasi kekerasan ini.

Sebagai Ibukota Kekerasan, tempat ini juga menciptakan senyap. Banyak korban yang tak berani bersuara, terkunci dalam keheningan yang merusak dan meremukkan kepercayaan diri mereka.

Sistem yang seharusnya melindungi ternyata malah menjadi alat penyiksaan yang lebih dalam, membuat orang berpikir dua kali sebelum memutuskan untuk membuka pintu rahasia kehidupan mereka.

Pertanyaan yang muncul adalah: Bagaimana kita bisa menghentikan siklus ini?
Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, dan setiap individu untuk merobohkan Ibukota

Kekerasan ini dan memberikan kesempatan bagi mereka yang terjebak untuk melarikan diri dan membangun kembali hidup mereka?

Pertama-tama, kesadaran publik perlu ditingkatkan. Ibukota Kekerasan seringkali tersembunyi di balik tirai ketidakpedulian dan ketidaktahuan.

Melalui kampanye edukasi yang intensif, kita dapat membuka mata masyarakat untuk melihat realitas yang ada di sekitar mereka.

Pengertian tentang apa itu KDRT, bagaimana mengidentifikasinya, dan pentingnya memberikan dukungan kepada korban perlu tersebar luas agar tidak ada lagi tempat yang aman bagi kekerasan ini untuk berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun