Mohon tunggu...
Irwan Sabaloku
Irwan Sabaloku Mohon Tunggu... Editor - Penulis

"Menulis hari ini, untuk mereka yang datang esok hari"

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pemilu 2024: Misteri 28,7% Responden yang Belum Memilih, Apa yang Mereka Tunggu?

16 Desember 2023   10:40 Diperbarui: 16 Desember 2023   10:47 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pemilu Presiden 2024 di Indonesia kini telah menjadi sorotan utama. Tingginya presentase responden yang belum menentukan pilihannya, menjadi topik yang menarik.

Dilansir dari Kompas.Com, menunjukan hasil jajak pendapat oleh Litbang Kompas, per tanggal, 29 November-4 Desember 2024, mencatat 28,7 persen, belum menentukan pilihan atau undecided voter pada Pemilu Presiden 2024.

Jika kembali kebelakang, angka ini naik lebih dari 10 persen di bandingkan Pemilu 2019, dengan melibatkan dua pasangan calon.

Dinamika ini membuka ruang untuk analisis yang mendalam terkait perubahan perilaku pemilih dan tantangan yang dihadapi dalam proses demokrasi.

Konteks Pemilu 2024 dan Pertumbuhan Undecided Voter

Pertama-tama, perlu dipahami bahwa Pemilu 2024 menjadi unik karena keterlibatan tiga pasangan calon, menambah kompleksitas pilihan bagi pemilih.

Pada Pemilu sebelumnya, pemilih hanya dihadapkan pada dua opsi, yang secara psikologis dapat memudahkan proses pengambilan keputusan.

Dengan penambahan satu pasangan calon, pemilih sekarang dihadapkan pada tiga opsi yang masing-masing memiliki program, visi, dan nilai yang berbeda.

Oleh karena itu, adanya peningkatan angka undecided voter dapat dimaknai sebagai refleksi dari keinginan pemilih untuk lebih memahami dan memilah opsi yang tersedia.

Penting untuk dicatat bahwa ketidakpastian pemilih tidak selalu mencerminkan kebingungan atau ketidakpedulian.

Justru sebaliknya, dapat diartikan sebagai tanda bahwa pemilih, terutama generasi Z, memiliki sikap yang kritis dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelami dan memahami platform masing-masing pasangan calon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun