Sebagai masyarakat modern, kita seringkali terpikat oleh daya tarik "wah" dari petualangan dan keindahan alam.
Namun, peristiwa tragis ini menjadi penanda bahwa setiap "wah" memiliki potensi untuk berubah menjadi "Waduh" jika kita tidak memperlakukannya dengan respek dan kewaspadaan yang seharusnya.
Jadi, mari lihat ke belakang dan belajar dari peristiwa ini. Naik gunung bukanlah sekadar menaklukkan puncak tertinggi, tetapi juga tentang menaklukkan diri sendiri dan menghargai kehidupan.
Dari "Wah" ke "Waduh": Bahaya Naik Gunung seharusnya menjadi seruan untuk lebih menghormati kekuatan alam, lebih bijak dalam persiapan, dan lebih bertanggung jawab dalam setiap langkah petualangan.
"Kesiapan fisik dan mental, kesiapan logistik, peralatan mendaki dan perbekalan, kondisi cuaca yang bersahabat, lokasi pendakian yang harus sesuai dengan kemampuan pendaki, serta niat dan juga berdoa untuk keselamatan" Amin.!
Dalam keindahan puncak yang memukau, mari ingat bahwa kita bukanlah penguasa alam, tetapi hanya tamu yang diberi izin untuk melewati keagungan ini.
Dari "Wah" ke "Waduh": Bahaya Naik Gunung, semoga menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Amin.!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H