Salah satu cara untuk menilai caleg berdasarkan aksi adalah dengan melihat rekam jejak mereka.
Apakah caleg tersebut pernah mendukung atau bahkan memimpin kebijakan yang memiliki dampak positif bagi masyarakat? Ataukah mereka hanya pandai bicara tanpa pernah terlibat secara aktif dalam perubahan yang diinginkan oleh pemilih?
Sebagai contoh, mari kita perhatikan caleg A dan B (Caleg A dan B, Sebuah Ilustrasi). Caleg A selama ini dikenal aktif dalam advokasi kesejahteraan masyarakat.
Mereka pernah menjadi bagian dari inisiatif untuk meningkatkan akses pendidikan di daerah tertentu dan terlibat dalam proyek-proyek sosial yang menguntungkan masyarakat sekitar.
Di sisi lain, caleg B hanya terkenal karena pidato-pidatonya yang menggugah, namun tidak pernah terlibat secara langsung dalam kegiatan yang memberikan dampak positif secara nyata.
Dalam situasi seperti ini, pemilih seharusnya lebih memilih caleg A, yang telah membuktikan komitmennya melalui aksi konkret.
Hal tersebut, menunjukkan bahwa caleg ini tidak hanya berbicara kosong, tetapi benar-benar memiliki keinginan dan kemampuan untuk melakukan perubahan.
"Tetapi, bukan berarti kita harus sepenuhnya mengabaikan janji-janji kampanye."
Pemilih harus memahami bahwa dalam politik, terkadang ada batasan-batasan tertentu yang dapat mempengaruhi kemampuan caleg untuk langsung mengimplementasikan semua janji-janjinya.
Untuk itu, pemilih cerdas adalah mereka yang dapat membedakan antara janji yang realistis dan dapat diwujudkan dengan upaya nyata, dan janji-janji yang hanya berupa retorika tanpa dasar konkret.
Selain itu, penting untuk mencari informasi lebih lanjut mengenai program-program konkrit yang diusung oleh caleg.