"Ada sesuatu yang ingin kamu katakan, Rama?" tanya Sari dengan nada lembut.
Rama menghela napas, matanya mencari-cari kata yang tepat. "Sari, selama perjalanan ini, aku banyak merenung. Aku menyadari bahwa hidup ini terlalu singkat, dan kita harus menjalani setiap momen bersama dengan sepenuh hati."
Sari memandangnya dengan penuh perhatian, menunggu kelanjutan perkataan Rama.
Rama melanjutkan, "Sari, aku ingin kita merencanakan sesuatu bersama. Sesuatu yang kita impikan bersama sejak dulu."
Sari merasa hatinya berdebar-debar. "Apa itu, Rama? Katakan padaku."
Rama tersenyum dan mengeluarkan kotak kecil dari saku celananya. Dengan lembut, dia membuka kotak tersebut, dan di dalamnya terdapat sepasang cincin berkilauan.
"Sari, apakah kamu mau menikahiku lagi, kali ini di tempat yang kita impikan bersama-sama?" tanya Rama dengan penuh harap.
Sari terdiam sejenak, air mata kebahagiaan mengisi matanya. "Tentu saja, Rama. Aku mau."
Mereka saling memeluk dengan erat, merayakan keputusan mereka untuk mengulang kembali janji pernikahan mereka. Rama menjelaskan bahwa dia ingin melaksanakan pernikahan mereka yang kedua di tempat yang memiliki makna khusus bagi mereka berdua, di pantai tempat Rama melamar Sari beberapa tahun yang lalu.
Malam itu dihabiskan dengan merencanakan pernikahan mereka yang kedua. Mereka berdua merenungkan betapa beruntungnya mereka telah menemukan cinta sejati satu sama lain, dan betapa pentingnya menjalani hidup dengan penuh makna.
Hari-hari berlalu dengan cepat, dan akhirnya, mereka berdua tiba di pantai yang indah. Pasir putih di bawah kaki mereka, ombak yang tenang di depan mereka, dan matahari terbenam yang menakjubkan di ufuk barat. Semua elemen tersebut menciptakan latar belakang yang sempurna untuk pernikahan mereka yang kedua.