Sebagai tempat wisata, sudah jamak jika sarana dan prasarana disediakan untuk mendukung pengembangannya. Namun jangan sampai pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan justru merusak keasliannya. Biarkan keasriannya dinikmati tanpa harus membuat sarana yang tidak perlu.Â
Bayangkan saja kalau disana dibangun wahana permainan besar atau di pinggang bukitnya didirikan bangunan spot foto. Bagus untuk yang berselfie, tapi merusak bagi alam dan pandangan mata kita.
Untuk itu, dari sekarang perlu mengatur arah pengembangan sarana dan prasarana wisata. Perlu kontrol dan izin ketat untuk pelaku usaha wisata sehingga danau Toba tetap terjaga dan dapat dinikmati sampai kapanpun.
Cerdaslah dalam menarik penghasilan untuk daerah.
Salah satu manfaat pariwisata adalah mendatangkan pemasukan bagi daerah. Tapi kebanyakan daerah lebih mementingkan pendapatan yang sifatnya recehan dan kurang serius mencari sumber pemasukan yang lebih besar.
Salah satu contohnya adalah retribusi masuk kota Parapat yang besarnya dua ribu rupiah per individu. Jika satu keluarga dengan dua anak masuk Parapat maka pendapatan yang diterima adalah 4 x Rp. 2000,- = Rp. 8000,-. Kebanyakan reaksi yang timbul adalah merasa kesal karena tidak wajar rasanya masuk kota saja dipungut biaya. Belum lagi jika terjadi pungli oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Mood yang tak baik menyebabkan mereka tidak betah atau enggan singgah ke kota. Coba kalau pemerintah mengelola pajak restoran dengan baik, maka retribusi ini tidak perlu dilakukan.Â
Orang yang masuk Parapat untuk berwisata atau sekedar mencari makan, hatinya akan senang jika dibebaskan dari retribusi yang tidak pantas ini. Kesan yang baik ini membuat mereka tidak segan-segan membayar sedikit mahal untuk makan di restoran. Jika pajak restoran besarnya 10 persen dan keluarga tadi membayar makanan sebesar Rp. 200.000,- maka pendapatan yang akan diterima daerah adalah Rp. 20.000,-. Jumlahnya lebih besar dan caranya lebih terhormat.
Untuk itu berhentilah mencari pendapatan yang tidak akan memberi hasil signifikan bagi daerah. Pemerintah pusat sangat serius dalam mengembangkan DSP Toba dan tidak sepantasnya dirusak oleh hal-hal seperti ini.
Lakukan pembinaan kepada pelaku usaha kuliner khas Batak
Kuliner khas Batak yang pada umumnya non-halal, sebenarnya merupakan daya tarik tersendiri. Wisatawan dari dalam maupun luar negeri (non muslim), pasti ingin mencicipi kuliner khas Batak dengan ragam menu dan bumbu yang tiada duanya di dunia.Â