Mohon tunggu...
Vinofiyo
Vinofiyo Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh negara

Pria

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Masih Tangguhkah Minuman Cap Badak?

5 September 2021   09:00 Diperbarui: 9 September 2021   14:58 2541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Minuman cap badak. Sumber: Grid.id

Seingat saya, dahulu ada air soda tawar ataupun manis yang rasanya enak dan menyegarkan bila dicampur susu kental manis ditambah es batu. Dipercaya bisa menghilangkan panas dalam. 

Ada juga rasa jeruk atau nanas yang berwarna kuning. Juga ada yang berwarna merah. Kita hanya membeli minumannya karena kemasan botol kaca akan diserahkan kembali oleh penjual pada produsen. Kalau mau dibawa pulang maka minuman dipindahkan ke plastik dan diberi sedotan.

Terkadang saya ingin juga menikmati minuman kaleng. Tapi apa daya, uang jajan saya tidak sanggup membelinya. Lagipula tidak ada warung di dekat rumah yang menjualnya. Kalau mau harus beli di toko besar yang letaknya jauh di pasar. Tapi tetap saja uang saya tidak cukup. 

Dalam pandangan saya minuman kaleng adalah untuk orang kaya. Cukuplah saya sebagai anak-anak dan kelas rakyat jelata membeli yang botolan.

Waktu berlalu dan masa berputar. Dari anak sekarang tak terasa saya sudah menua. Taraf hidup juga ikut berubah. Namun masa lalu tidak akan pernah terlupa meski berbagai hal baru terus berdatangan. Seenak apapun makan di restoran berkelas, yang namanya ikan asin tetap selalu saya rindukan.

Minuman merk global yang dahulu mahal, sudah bisa dinikmati semua kalangan. Sehari-harinya orang sudah biasa membelinya karena sudah tersedia di warung dekat rumah dan harganya juga murah. 

Saat lebaran tiba, beberapa kardus minuman kaleng pasti stand bye di rumah. Tidak perlu capek membuat sirup yang dahulu kadang ditambah gula oleh tuan rumah supaya terasa manis dan sirup tidak cepat habis. 

Minuman cap badak. Sumber: Grid.id
Minuman cap badak. Sumber: Grid.id

Setelah kopi habis, saya segera bersiap pergi namun tak lupa memesan Cap Badaknya. Seperti dahulu, botol dibuka dan dipindahkan ke dalam plastik. Tak lupa sebuah sedotan juga diselipkan. 

Sambil menyetir sayapun minum. Rasanya.....? Lebih enak dan segar dari merk impor. Bisa dibilang, mood saya jadi naik, mungkin karena sudah lama tak mencicipinya. Atau bisa juga terbawa ke suasana kanak-kanak saat tak kenal rasa susah. Entahlah.

Tapi sampai kapan Cap Badak bisa bertahan sehingga saya bisa selalu mendapatkannya. Dalam dunia perhewanan, badak adalah satwa tangguh. Namun ketangguhan fisiknya tak mampu melindungi dirinya dari ancaman kepunahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun