Mohon tunggu...
Vinofiyo
Vinofiyo Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh negara

Pria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tenaga Medis, Pahlawan Dunia Sekarang

3 April 2020   20:22 Diperbarui: 3 April 2020   20:38 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jerman memulai serangannya pada 10 Juli 1940 dengan mengerahkan dua ribu lebih pesawat tempur dan pesawat pembom sementara Inggris hanya sanggup menghadapi dengan 800 pesawat tempur.

Setiap hari, Goering mengirim ribuan pesawat pembom dan ratusan pesawat tempur memborbardir sasaran militer dan sasaran bernilai strategis lain terutama industri. Setiap hari pula para pilot RAF berlari secepatya ke pesawat begitu mendengar tanda bahaya serangan udara dan segera naik ke angkasa menyongsong gelombang serangan Luftwaffe.

Pada awalnya, RAF mengalami kerugian yang besar namun kerugian Luftwaffe juga tidak kalah besarnya. Seiring berjalannya waktu, para pilot RAF berhasil memperkecil kehancuran pesawatnya sembari terus menambah kerugian yang besar bagi Luftwaffe.

Meski kekuatannya sudah menipis namun kegigihan RAF akhirnya membuat Luftwaffe menghentikan serangan dan selamatlah daratan Inggris dari invasi Jerman. Operasi Singa Laut dibatalkan sehingga terhindarlah rakyat Inggris dari pertempuran langsung dengan tentara Jerman yang bila terjadi diperkirakan akan memakan jutaan korban jiwa.

Ratusan pilot RAF gugur namun kehilangan para pahlawan itu telah menyelamatkan jutaan manusia dari ganasnya pertempuran di daratan. Tidak heran jika Winston Churcill memberikan apresiasi yang luar biasa kepada para pilot RAF dalam ungkapannya yang terkenal : "Tak pernah dalam sejarah konflik manusia, dimana begitu banyak manusia berutang sangat besar kepada sedikit manusia". 

Battle of Britain telah berlalu, namun manusia masih terus menghadapi pertempurannya. Perang Dunia II telah usai, namun manusia belum usai menghadapi perangnya. Saat sekarang seluruh dunia sedang berperang melawan musuh lamanya dalam wujud baru yang tak kasat mata yaitu wabah virus Covid 19. 

Sumber : thestar.com.my
Sumber : thestar.com.my
Perang akan selalu menghadirkan pahlawan. Jika dulu pahlawan adalah tentara yang berbaris ke garis depan sambil memanggul senjata maka pahlawan sekarang adalah tenaga medis yang berjuang membebaskan satu demi satu pasien dari wabah yang mematikan.

Tidak pernah dalam sejarahnya, miiaran manusia di dunia menggantungkan harapan akan perjuangan para tenaga medis seperti situasi sekarang ini. Namun tak selayaknya pahlawan perang sebelumnya, satu per satu mereka gugur tanpa upacara pemakaman dan tanpa menerima lencana.

Mirisnya, tidak hanya di Indonesia, terkadang mereka ditolak dan diusir dari rumahnya, bahkan ada yang dilempari batu saat hendak memakamkan pasiennya, tidak seperti pahlawan yang disambut kalungan bunga dan pelukan hangat dari rakyat yang dibebaskannya.

Layaknya ratusan pilot RAF yang berjatuhan dari langit demi menyelamatkan jutaan manusia lainnya, maka satu persatu tenaga medis juga berguguran di seluruh dunia menyelamatkan miliaran manusia dari kehancuran akibat wabah.

Siapa yang akan memenangkan pertempuran, apakah manusia atau wabah, belum bisa diketahui. Namun jika manusia yang menang, maka sejarah akan kembali mencatat begitu banyak  manusia akan berhutang sangat besar kepada sedikit  manusia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun