Bahkan, disarankan untuk meninjau kembali kontrak secara rutin tidak hanya untuk menyelesaikan konflik saja, tetapi untuk jangka panjang. Lagi pula, seiring pertumbuhan bisnis Anda, kebutuhan dan kemampuannya dapat berubah, yang membuat penyesuaian mutlak diperlukan.
Banyak perselisihan kontrak dapat diselesaikan hanya dengan musyawarah.Â
Selama kedua belah pihak memiliki niat untuk menjaga hubungan dan melihat bahwa keduanya sama-sama diuntungkan, diskusi yang jujur tentang bagaimana melangkah maju dapat menghasilkan hasil yang menguntungkan.Â
Misalnya, jika pelanggaran terjadi karena tidak membayar kewajiban tertentu, maka mengatur rencana pembayaran harus dilakukan untuk kepentingan kedua belah pihak.
Dalam beberapa kasus, kita mungkin mempertimbangkan untuk menggunakan mediator saat mendiskusikan opsi yang memungkinkan. Peran seorang mediator adalah menjaga agar perundingan tetap terfokus pada jalur win-win solution dan membantu setiap pihak mencapai resolusi yang disepakati bersama.
3. Menyesuaikan Penyelesaian Sengketa Sesuai Besarnya Kerugian
Jika tidak mungkin untuk mencapai resolusi melalui mediasi, mungkin sudah saatnya untuk mulai menilai berapa kerugian materil yang harus segera dibayarkan. Permasalahan bisnis tidak akan jauh-jauh dari pembayaran piutang, kehilangan pendapatan dari hak kekayaan intelektual yang disalahgunakan, biaya tambahan yang dikeluarkan diluar kesepakatan, dan sebagainya.
Pada tahap ini, salah satu tujuan utama untuk menilai berapa banyak Anda mungkin harus membayar ganti rugi adalah untuk menentukan apakah gugatan benar-benar sesuai dengan logika hukum bisnis atau tidak.Â
Jika kerugian yang ditanggung tidak krusial, maka litigasi biasanya tidak akan dianggap layak. Dalam skenario seperti itu, Anda biasanya lebih baik menggunakan pendekatan ADR non-litigasi atau tidak memperpanjang kontrak perjanjian.
4. Penyelesian Melalui Arbritase
Jika Anda mengalami kerugian yang signifikan, langkah Anda selanjutnya adalah mencoba menetapkan kesepakatan penyelesaian dengan berunding di meja arbritasi. Di sinilah metode ADR seperti arbitrase dan mediasi dinilai tepat untuk ditempuh.
Arbitrase lebih formal daripada mediasi karena kedua belah pihak mengajukan kasus mereka di hadapan seorang arbiter (atau panel arbiter). Arbiter membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan, seringkali menghasilkan penyelesaian atau kesepakatan lainnya. Meskipun pihak yang bersengketa akan mengikuti sidang arbritase seperti di pengadilan, ada lebih sedikit aturan yang berlaku dan tidak begitu menyulitkan.
Jika ditangani dengan baik, ADR bisa jauh lebih cepat daripada membawa perselisihan kontrak ke pengadilan karena Anda menghabiskan lebih sedikit waktu untuk mengumpulkan bukti atau menjalani proses yang panjang.Â