Perubahan iklim telah datang mengancam kehidupan kita dan kota, suka atau tidak, kita harus menghadapinya. Untuk itu dalam mewujudkan dunia tanpa emisi atau net-zero emissions, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengingatkan, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian utama untuk mengatasi krisis iklim, salah satunya dengan menciptakan lapangan dan lingkungan kerja ramah lingkungan, baik untuk yang masih harus bekerja di kantor maupun yang bekerja jarak jauh.
Asumsi secara alamiah, selama pandemi bekerja dari rumah dianggap berdampak positif bagi lingkungan. Wajar saja, sebab rata-rata warga Jakarta menghabiskan waktu dalam perjalanan selama 1 jam 28 menit per hari, yang sebagian besar akan dihabiskan dalam kemacetan dan mencari tempat parkir.
Sebuah studi lingkungan yang dilakukan oleh Boston Consulting Group menemukan bahwa bekerja dari rumah empat hari seminggu akan mengurangi jumlah nitrogen dioksida, yang merupakan polutan utama yang dihasilkan oleh emisi lalu lintas, sekitar 10%. Bahkan dengan tingkat pekerjaan rumahan yang lebih rendah yang dilihat sebagai tempat kerja yang dibuka kembali, masih akan menghasilkan pengurangan polusi udara sekitar 8%.
Sementara itu, mengkonsumsi sumber daya digital, seperti konferensi video, membakar sejumlah besar energi di pusat data, para peneliti berpendapat bahwa dampak bersihnya masih positif, dengan penggunakan virtual meeting memancarkan hanya 0,6% dari emisi karbon yang dihasilkan meeting di hari kerja biasa sebelum pandemi.
Namun, bagi sebagian dari kita, bekerja dari rumah sebenarnya justru dapat meningkatkan penggunaan energi. Hal ini karena sebagian dari kita dapat menggunakan fleksibilitas baru untuk meningkatkan mobilitas aktivitas lainnya seperti rekreasi dan tujuan lain, sementara juga menggunakan lebih banyak energi di rumah.
Situasinya semakin rumit jika kita memutuskan untuk mengadopsi gaya kerja hybrid yang memaksa kita mencampuradukkan bekerja berbasis di rumah dan di kantor setiap minggunya.
Pekerjaan yang dilakukan secara hybrid menghasilkan duplikasi peralatan yang dibutuhkan untuk bekerja dan peningkatan ukuran rumah kita untuk mengakomodasi kantor di rumah.
Temuan penelitian dari University of Manchester, misalnya, antara April dan Juni 2020, para peneliti mengungkapkan bahwa penjualan global laptop meningkat lebih dari 11% dengan lebih dari 72 juta unit dikirimkan. Bahkan ada lonjakan yang lebih besar dalam penjualan perabot kantor rumah, dengan kursi dan meja kantor masing-masing meningkat 300% dan 438%.
Permintaan ini kemungkinan akan berlanjut karena ada lonjakan besar jumlah orang yang ingin bekerja dari rumah dibandingkan dengan tingkat sebelum pandemi. Memang, ini juga mendorong permintaan untuk rumah yang lebih besar untuk mengakomodasi pekerjaan rumahan dengan lebih baik.
Para peneliti menemukan bahwa ada peningkatan yang jelas dalam permintaan untuk kamar tambahan di rumah, garasi, dapur yang lebih besar, tambahan pendingin runagan, dan bahkan taman untuk membuat menghabiskan lebih banyak waktu di rumah menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
Rumah yang lebih besar telah sangat terkait dengan konsumsi energi yang lebih tinggi, dan jika penerbangan perkotaan ke pinggiran kota dan kota-kota kecil adalah tren lama, kita juga harus menyadari bahwa rumah tangga pinggiran kota juga cenderung memiliki jejak karbon yang lebih besar daripada rekan-rekan perkotaan mereka.
Hal ini terjadi karena pola kerja hybrid karena meskipun perjalanan pulang pergi lebih jarang, jarak per perjalanan yang lebih jauh sering kali membuatnya menjadi aktivitas yang lebih ramah lingkungan.
Biasanya bekerja dari rumah akan meningkatkan konsumsi listrik untuk pendingin ruangan. Ada baiknya menggunakan inovasi yang dapat mengurangi penggunaan pendingin ruangan konvensional. Oleh sebab itu, banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi emisi saat bekerja secara hybrid, salah satunya mengadopsi teknik pendinginan pasif atau passive cooler.
Apa itu pendinginan pasif atau passive cooler?
Pendinginan pasif atau passive cooler adalah di mana desain dan bahan bangunan digunakan untuk mengontrol suhu dalam cuaca panas. Agar nyaman, bangunan di semua iklim memerlukan beberapa bentuk pendinginan pada waktu dan musim tertentu dalam setahun, dan kebutuhan ini meningkat seiring dengan pemanasan iklim.
Seberapa penting pendinginan pasif?
Pendinginan pasif adalah cara paling murah untuk mendinginkan rumah, terutama dalam hal lingkungan. Ada banyak cara Anda dapat mendesain atau memodifikasi rumah Anda untuk mencapai kenyamanan melalui pendinginan pasif.
Pendinginan pasif menjadi lebih penting seiring dengan perubahan iklim kita. Perubahan iklim akan membuat suhu rata-rata kita meningkat, dan peristiwa ekstrem seperti gelombang panas lebih sering terjadi. Dengan desain yang cermat untuk pendinginan pasif, kita dapat menjaga rumah kita tetap nyaman dan mengurangi biaya energi.
Dengan pendinginan pasif, selubung bangunan dirancang untuk meminimalkan perolehan panas di siang hari, memaksimalkan kehilangan panas di malam hari, dan mendorong akses angin sejuk jika tersedia.
Mengurangi penyerapan panas
Panas masuk dan keluar rumah melalui seluruh selubung bangunan mulai dari atap, dinding, lantai, dan kaca. Tata letak internal  dinding, pintu, dan pengaturan ruangan  juga memengaruhi distribusi panas di dalam rumah.
Sumber pendinginan pasif dapat membantu menghilangkan panas yang tidak diinginkan dari rumah. Sumber-sumber ini lebih bervariasi dan kompleks daripada pemanasan pasif, yang berasal dari satu sumber panas alami seperti matahari.
Pendinginan mekanis tambahan mungkin diperlukan di iklim panas lembab dan dalam kondisi ekstrim di banyak iklim, terutama karena perubahan iklim menyebabkan suhu yang lebih tinggi pada siang hari dan malam hari.
Kunci untuk sebagian besar sumber pendinginan pasif adalah pergerakan udara. Pergerakan udara mendinginkan bangunan dengan membawa panas keluar dari bangunan dan menggantinya dengan udara luar yang lebih dingin.
Udara yang bergerak juga dapat membawa panas ke sistem pendingin mekanis di mana ia dapat dihilangkan dengan pompa panas dan kemudian disirkulasikan kembali. Pergerakan udara juga mendinginkan orang dengan meningkatkan penguapan keringat.
Pergerakan udara membutuhkan bukaan yang dirancang dengan baik (jendela, pintu dan ventilasi) dan jalur angin yang tidak dibatasi. Sumber alami pergerakan udara adalah angin sepoi-sepoi yang sejuk, udara malam yang sejuk, dan konveksi. Penguapan juga dapat membantu mendinginkan udara.
Optimalisasi angin sepoi-sepoi
Banyak yang menyepelekan kegunaan dan kenyamanan tersentuh angin sepoi-sepoi dan masih dianggap remeh bagi sebagian pemilik rumah. Tentu saja kita selalu takjub bagaimana Belanda bisa memaksimalkan energi pasif seperti angin untuk kepentingan energi nasional mereka.
Meskipun Indonesia beriklim tropis, tetapi kita masih bisa merasakan sejuknya angin sepoi-sepoi berhembus. Angin sepoi-sepoi yang sejuk bekerja maksimal di tata letak yang sempit atau terbuka dan bergantung pada perbedaan tekanan udara. Memaksimalkan alirannya melalui rumah adalah komponen kunci dari pendinginan pasif.
Oleh sebab itu, bekerja dari rumah seharusnya menjadi langkah meminimalkan pemborosan energi serta menjadi alasan untuk menggunakan inovasi-inovasi sederhana rumah tangga yang kunci berhasilnya misi net-zero emissions. Dan jangan lupa misi mulia ini harus diiringi dengan sosialisasi di seluruh lapisan masyarakat agar proses transisi ini tidak terjebak dalam praktik greenwashing.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H