Mohon tunggu...
Good Words
Good Words Mohon Tunggu... Penulis - Put Right Man on the Right Place

Pemerhati Bangsa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

WFH tetap Sejuk dengan Passive Cooler untuk Misi Net-Zero Emissions

24 Oktober 2021   12:30 Diperbarui: 24 Oktober 2021   12:41 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penggunaan angin sebagai passive cooler yang ramah lingkungan.|Sumber:https:pexels/@jemsanchez

Pergerakan udara membutuhkan bukaan yang dirancang dengan baik (jendela, pintu dan ventilasi) dan jalur angin yang tidak dibatasi. Sumber alami pergerakan udara adalah angin sepoi-sepoi yang sejuk, udara malam yang sejuk, dan konveksi. Penguapan juga dapat membantu mendinginkan udara.

Optimalisasi angin sepoi-sepoi

Banyak yang menyepelekan kegunaan dan kenyamanan tersentuh angin sepoi-sepoi dan masih dianggap remeh bagi sebagian pemilik rumah. Tentu saja kita selalu takjub bagaimana Belanda bisa memaksimalkan energi pasif seperti angin untuk kepentingan energi nasional mereka.

Meskipun Indonesia beriklim tropis, tetapi kita masih bisa merasakan sejuknya angin sepoi-sepoi berhembus. Angin sepoi-sepoi yang sejuk bekerja maksimal di tata letak yang sempit atau terbuka dan bergantung pada perbedaan tekanan udara. Memaksimalkan alirannya melalui rumah adalah komponen kunci dari pendinginan pasif.

Oleh sebab itu, bekerja dari rumah seharusnya menjadi langkah meminimalkan pemborosan energi serta menjadi alasan untuk menggunakan inovasi-inovasi sederhana rumah tangga yang kunci berhasilnya misi net-zero emissions. Dan jangan lupa misi mulia ini harus diiringi dengan sosialisasi di seluruh lapisan masyarakat agar proses transisi ini tidak terjebak dalam praktik greenwashing.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun