Cancel culture mendapatkan dukungan konsumen jika memang benar-benar terbukti melakukan hal-hal yang merugikan masyarakat secara luas.
Dan untuk menghadapi kemungkinan badai cancel culture kekuatan merek harus disiapkan melalui penguatan internal perusahaan yang memiliki visi dan misi yang jelas dan tetap ingin membangun bisnis yang berkelanjutan.
Namun, cancel culture bukanlah sebuah finalitas, masih ada langkah antisipatif dan kesempatan kedua jika ingin memperbaiki kesalahan.Â
Di mata banyak konsumen, pembatalan adalah cara untuk menyampaikan ketidaksetujuan mereka kepada perusahaan sehingga perubahan dapat dilakukan.Â
Ini adalah cara bagi individu untuk menggunakan suara online kolektif mereka dan kekuatan boikot untuk mempengaruhi kepentingan umum yang luas.
Sumber Referensi: hbr, forbes, fast company dan artikel lain yang relevan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H