Mohon tunggu...
Irvando Damanik
Irvando Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Mari hidup Cerdas di era Industry 4.0

mari berbagi sekalipun hanya dari pikiran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Berbasis Asrama Penting Membentuk Kemandirian, Tata Kelolanya yang Perlu Dibenahi

8 September 2022   10:12 Diperbarui: 14 September 2022   13:10 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berangkat dari pengalaman yang saya rasakan maka disamping begitu besar manfaat yang saya dapatkan selama menjalani hidup diasrama, ada beberapa hal yang menurut saya perlu menjadi perhatian dan perlu dilakukan pembenahan terkait tata kelola dan juga sistem yang dijalankan.

Hal yang paling saya ingat dari pengalaman yang kurang baik diasrama adalah bagaimana dominannya peran senior sebagai penguasa dalam asrama tersebut, sehingga praktis dalam 1 tahun pertama siswa baru yang masuk kedalam sekolah berbasis asrama memang secara umum hidup didalam ketakutan terhadap keberadaan pada senior tingkat. 

Umumnya yang memegang kendali adalah senior tingkat atas (kalau ada 3 tingkatan maka kakak kelas 3 ah yang berkuasa) yang memang sangat dominan dalam pemberlakuan kegiatan-kegiatan di asrama. Adanya pendelegasian dari ibu asrama kepada kakak senior sebagai perpanjangan tangan mereka dalam mendampingi para junior sering disalah artikan oleh para senior dan tak sedikit yang menjurus kepada kekerasan dan pemaksaan.

Saya mengalami hal yang sama ketika hadir diasrama sebagai anak baru (sekitar 20 tahun lalu) dimana ekspektasi saya terhadap kehadiran seorang senior sebagai pembimbing ternyata jauh dari harapan untuk memberi pendampingan untuk kemajuan kemandirian saya khususnya untuk hal akademik. 

Perlakuan yang saya dapatkan justru lebih kepada bagaimana junior bisa menjadi asisten dari senior untuk menjalani hari-hari mereka serta junior menjadi orang yang boleh mereka suruh dalam segala hal (menyetrika baju, mencuci, membagikan stok makanan) yang mereka inginkan.

(sumber: https://m.tribunnews.com/regional)
(sumber: https://m.tribunnews.com/regional)

Tentu hal ini bertolak belakang dengan semangat bahwa senior menjadi panutan dan teladan serta menjadi pendamping dalam tumbuh kembang para junior didalam sekolah berbasis asrama. Kehadiran senior harusnya menjadi pengayom buat para junior bukan malah sebaliknya menjadi sosok yang ditakuti dan tidak disukai dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh yang saya berikan hanyalah pengalaman kecil yang saya alami dan mungkin banyak pengalaman para mantan penghuni sekolah berbasis asrama lain dan bahkan lebih buruk dari yang saya pernah alami khususnya yang sampai melibatkan kekerasan fisik hingga berujung pada korban jiwa.

Tata kelola dan sistem yang dijalankan didalam sekolah berbasis asrama harus tegas dijabarkan dan ketat dalam hal pengawasan. Tidak boleh ada kelengahan dalam melakukan pengawasan yang rutin karena kehidupan dalam asrama itu sangat kompleks dan tiap karakter para penghuni berbeda. Sehingga ketika tata kelola dan sistem yang dibentuk salah maka dampaknya bisa sistemik dan akibatnya kepada siswa secara fisik dan psikis.

Sekali lagi, sekolah berbasis asrama itu sangat baik ketika dilakukan pengelolaan dan pengawasan yang ketat juga serta tata kelola dan sistem yang dijalankan harus secara rutin di awasi dan dievaluasi sehingga tujuan utama dapat tercapai yaitu membentuk karakter yang mandiri dan berdedikasi.

Salam dari mantan penghuni sekolah bebasis asrama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun