Mohon tunggu...
Irvando Damanik
Irvando Damanik Mohon Tunggu... Administrasi - Mari hidup Cerdas di era Industry 4.0

mari berbagi sekalipun hanya dari pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

BBM Naik, Rakyat Panik

5 September 2022   15:50 Diperbarui: 5 September 2022   15:57 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Informasi kenaikan BBM sudah berhembus sejak beberapa bulan silam ditengah-tengah masyarakat namun baru terealisasi dalam beberapa hari yang lalu. 

Besarnya rupiah yang ditanggung oleh pemerintah untuk mensubsisdi bbm ternyata tidak mampu ditanggulangi lagi sehingga rem " BBM naik" pun segera ditarik. 

Banyak kalangan yang sudah memprediksi hal ini akan terjadi namun momen pengambilan keputusan untuk mengumumkan kepada masyarakat tentu menjadi sorotan. 

Dua hari sebelum terjadinya kenaikan bbm yaitu 1 September 2022, terjadi kepanikan dimana-mana sehingga seluruh SPBU mengalami kemacetan dan atrian yang sangat panjang dikarenakan adanya isu kenaikan bbm. Bahkan para pembeli rela antri berjam-jam demi mendapatkan bbm yang masih menggunakan harga format lama. 

Namun kenaikan bbm ditunda pemerintah dengan berbagai pertimbangan atau mungkin alasan perhitungan yang belum matang terkait nominal yang tepat diberikan kepada harga baru, atau jenis apa yang akan mengalami kenaikan dan jenis/varian yang tidak mengalami perubahan.

Pengumuman langsung yang dilakukan pemerintah yaitu hari Sabtu 3 September 2022 pukul 13.30 Wib dan menyatakan berlaku 1 jam sejak pengumuman itu disampaikan membuat sebagian besar masyarakat tak berdaya. 

Momen dimana masyarakat berada pada jam sibuk untuk bekerja dan melakukan aktivitas lainnya ternyata justru dipilih oleh pemerintah sebagai saat yang tepat untuk melakukan pemberitahuan yang mendadak dan terkesan buru-buru. 

Hingga saat ini beberapa pihak masih kaget dengan pemilihan waktu tersebut, apakah itu bagian dari rencana pemerintah untuk menghindari antrian lagi atau memang kondisi sudah sangat genting sehingga tidak ada lagi waktu yang tersisa untuk menunda.

(KOMPAS.com )
(KOMPAS.com )

Bagaimana reaksi masyarakat? 

Panik merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana susasana hati masyarakat seketika mendapat informasi kenaikan bbm yang tanpa basa-basi naik cukup tinggi. Respon kepanikan tentu tidak seluruhnya dapat dituangkan dalam reaksi untuk ikut mengantri di SPBU tetapi lebih kepada keriuhan dalam diskusi publik, dalam media social dan media lainnya. 

Kepanikan akibat kenaikan bbm tentu tidak secara spontan terjadi dalam sehari atau dua hari, namun secara perlahan kita akan melihat respon adanya kenaikan bahan dan barang pokok (sembako) layanan-layanan transportasi serta jasa lainnya beberapa hari kedepan.

Panik memang merupakan salah satu sifat dasar dari manusia yang merupakan reaksi akibat menerima suatu aksi. Panik yang dialami masyarakat akibat kenaikan bbm juga belum tentu terlihat langsung karena beberapa pihak justru harus berpikir sejenak untuk rencana kedepan yang lebih panjang lagi.

Haruskah kita panik dengan kenaikan bbm?

Kita tentu panik dengan kejadian yang baru saja terjadi. Panik yang terjadi adalah semacam kecemasan yang merupakan timbulnya perasaan bahwa suatu bencana akan terjadi, atau adanya ketidakmampuan untuk mengendalikan diri. Maka kita perlu panik untuk menyiapkan diri terhadap hal positif sebagai bagian dari tindakan untuk menyelamatkan diri ditengah-tengah kenaikan bbm. 

Dengan adanya rasa panik tentu kita akan mulai melakukan kalkulasi lanjut tentang beban biaya yang sebelumnya tidak tercover dalam anggaran biaya belanja bulanan menjadi beban baru dalam struktur anggaran rumah tangga. Panik itu juga terkadang membuat manusia menggunakan akal pikir menjadi lebih kritis untuk mencari solusi yang sebelumnya tidak terpikirkan, namun akibat situasi yang memaksa maka hal-hal yang selama ini diluar nalar justru menjadi solusi sementara bahkan jangka Panjang.

Semoga kepanikan kita memberikan kita solusi yang lebih variatif dalam menghadapi kenaikan harga bbm. Negara memang dalam keadaan susah, dan kita warga negara yang merupakan bagian yang tak terpisahkan tentu diajak panik untuk menjaga negara kita tetap bertahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun