Mohon tunggu...
irvan dedy
irvan dedy Mohon Tunggu... -

Lelaki kelahiran Betawi yang ingin memajukan pendidikan Indonesia ini berusaha menulis apapun yang terlintas dalam pikirannya selama bermanfaat bagi semua orang... Sekarang menjadi Guru Matematika di SMA Dwiwarna dan biasa dipanggil "Ayah" oleh para siswanya... email: irvanhabibali@yahoo.com blog : irvanhabibali.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

“(Tidak) Robohnya Sekolah Kami”

9 April 2013   14:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:28 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi janganlah kita menyalahkan siapapun ketika banyak orang tua yang tidak mau ataupun menyesal telah menitipkan putra-putrinya di sekolah yang sudah “ROBOH”, karena itu adalah kesalahan para pengelola sekolah yang hanya mencari keuntungan pribadi saja tanpa memperhatikan pentingnya “PENDIDIKAN” yang direncanakan.

Pada akhirnya sekolah yang “ROBOH” tidak akan mempunyai peserta didik yang berprestasi secara akademik dengan jujur, tidak akan terlihat peserta didik dengan karakter yang dapat dibanggakan. Maka “ROBOHNYA SEKOLAH KAMI” akan membuat sekolah tersebut tidak dapat menarik minat para orang tua menitipkan anak-anaknya, kalaupun ada mungkin hanya orang tua yang mempunyai anak-anak bermasalah saja yang akan menitipkan anaknya ke sekolah tersebut. Jadilah sekolah tersebut bagai penampungan anak tanpa kepedulian dan akan lahirlah generasi-generasi yang rusak karena dihasilkan dari sekolah yang roboh.

Untuk itu, alangkah lebih baiknya setiap sekolah mempunyai perencanaan dengan baik dalam setiap pelaksanaan kegiatan dengan memperhatikan potensi seluruh SDM yang ada dan menyeimbangkan antara kegiatan akademik dengan pembinaan akhlak mulia. Mulailah dengan “EVALUASI” terhadap apa yang sudah dilakukan dan lakukanlah “PERBAIKAN” ke arah yang lebih baik.

Pimpinan sekolah harus mampu menjadi contoh bagi setiap guru dan peserta didik dalam setiap tindakan dan tingkah laku sehingga akan menjadi teladan. Selain itu, Guru harus mampu mendidik peserta didik dengan memperhatikan aspek minat, bakat, dan kemampuan peserta didik sehingga tidak salah dalam memberikan pengarahan baik dalam bidang akademik maupun pembinaan akhlak.

Pada dasarnya masih banyak yang dapat kita lakukan untuk dapat menghasilkan output peserta didik yang unggul baik akademik maupun karakter, tinggal bagaimana kita mau melangkah. Apakah kita mau “MEROBOHKAN SEKOLAH” atau sebaliknya?? Semua tergantung kita...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun