Memilih pergaulan juga menjadi tindakan untuk menjaga masa depan keuangan setiap mahasiswa. Mengapa? Pergaulan dan lingkungan menjadi salah satu alat sosialiasi untuk menjalin hubungan. Namun, memilih pergaulan yang tepat haruslah diputuskan sedemikian rupa supaya mahasiswa tidak terlena dengan istilah fomo yang terkadang menyesatkan kantong mahasiswa itu sendiri. Pahami diri sendiri mulai dari kualitas, kuantitas, hingga hasil yang mampu untuk digapai.
Tabungan dan Investasi Untuk Masa DepanÂ
      Menyisihkan sebagian dari pemasukan sebagai dana simpanan untuk masa depan merupakan satu tindakan yang saat ini sulit untuk dilakukan oleh mahasiswa. Istilah tanggal tua menjadi persoalan tersendiri bagi mahasiswa karena tidak mempunyai dana simpanan yang baik dari waktu sebelumnya. Inilah mengapa perlunya literasi keuangan yang baik bagi mahasiswa. Perencanaan keuangan yang tadinya sudah terstruktur harus sejalan dengan literasi keuangan yang baik juga. Tabungan dan investasi adalah langkah yang tepat untuk mempersiapkan keuangan yang baik bagi mahasiswa itu sendiri.
      Menabung dan berinvestasi juga merupakan tindakan siap siaga untuk masa depan. Dalam perencanaan keuangan yang baik, pengeluaran didistribusikan dalam 50 persen kebutuhan, 30 persen keinginan, dan 20 persen tabungan. Investasi yang dilakukan oleh mahasiswa seyogyanya berorientasi pada kebutuhan kelimuan masing-masing. Mengapa demikian? Biaya pendidikan menjadi semakin mahal ketika para pegiat pendidikan itu sendiri tidak menyisihkan dana yang ia miliki terhadap bidang pendidikan yang ditempuh. Ini sewaktu-waktu menjadi bias kekurangan tabungan untuk masa yang akan datang.
"Menabung tidaklah sulit, hanya tekad dan kemauan yang bisa mempermudah langkah untuk menabung."
Mencoba Beasiswa dan Tambahan Pendapatan LainnyaÂ
Tidak dipungkiri bahwa beasiswa yang asalnya dari orang tua atau kiriman tiap bulan sebagian besar tidak cukup untuk memenuhi biaya pendidikan dan biaya hidup. Biaya kebutuhan yang kian lama kian tinggi menjadi penyebab mahasiswa kesulitan mengatur keuangan yang sumbernya dari orang tua. Langkah yang tepat untuk mengatasi hal tersebut adalah mencari tambahan pendapatan melalui beasiswa atau penghasilan lainnya.
      Pemerintah telah menyediakan berbagai beasiswa yang menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menempuh pendidikan. Beasiswa yang umum contohnya adalah Beasiswa Bidik Misi, Beasiswa Unggulan, Beasiswa Pendidikan Indonesia, Beasiswa Indonesia Bangkit dan masih banyak lainnya. Selain sumbernya dari pemerintah, lembaga swasta juga memberikan bantuan finansial kepada mahasiswa. Contohnya adalah Tanoto Foundation, Salemba Empat, dsb. Beasiswa juga tidak sebatas memberikan bantuan finansial namun terkadang juga memberikan bantuan pelatihan, seminar, atau bahkan rekomendasi karir.
      Seleksi yang harus ditempuh menjadi penerima beasiswa juga tidaklah mudah. Ada kerja keras dan usaha untuk meraihnya. Inilah peran Gen-Z untuk terus berusaha demi menyelamatkan masa depan keuangan. Tidak hanya itu, kemampuan untuk mendapatkan pendapatan sendiri adalah hal yang patut untuk dicoba. Memanfaatkan teknologi guna mendapatkan penghasilan adalah langkah yang bisa dimulai di era ini.
      Tidak ada kata terlambat bagi mahasiswa Gen-Z untuk menyusun keuangan. Dengan tindakan sedini mungkin, keterbatasan dana dapat dimanfaatkan untuk pengeluaran yang tidak terbatas. Kerja keras mahasiswa itu sendiri haruslah dipupuk sejak dini. Keluar dari zona nyaman, beraksi tanpa batas, dan pantang menyerah adalah tindakan yang harus dijunjung tinggi. Dengan ini, mahasiswa Gen Z  yang sekarang menopang beban finansial pendidikan mampu menyelamatkan masa depan keuangan untuk hidup yang hebat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H