Mohon tunggu...
Mohammad IrvanRomadoni
Mohammad IrvanRomadoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UINSA

Hobi baca buku

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Cabang Filsafat Metafisika:Mencari Hakikat Kebenaran Tentang Hidup Dengan Cara Pendekatan Kisah Hayy BIN Yaqdzan

20 Desember 2024   20:43 Diperbarui: 20 Desember 2024   20:43 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Al-Farabi Filsafat Metafisika (sumber:https://geotimes.id/opini/al-farabi-dengan-filsafat-metafisika-dan-emanasi/))

Apakah kita pernah berpikir dan menanyakan sesuatu tentang bagaimana adanya kita di dunia ini, dan alam semesta ini terbentuk. Dan apakah kita pernah berpikir siapakah yang menciptakan manusia, alam semesta dan seluruh mahluk hidup di dunia ini?

Artikel ini akan mebahas mengenai cabang filsafat metafisika, cabang metafisika sendiri ialah merupakan salah satu cabang filsafat tertua. Metafisika merupakan kajian tentang ciri-ciri realitas yang umum, seperti eksistensi,objek, sifat-sifatnya, ruang dan waktu metafisika sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu meta yang berarti "sesudah" atau di "balik sesuatu" dan fisika yang berarti "nyata"atau "konkrit". Kajian metafisika bersifat mengatasi pengalaman idrawi yang bersifat individual, dan bertujuan mencari kedudukan individual dalam konteks keseluruhan.

Pengertian Filsafat Metafisika

Metafisika adalah salah satu cabang Filsafat yang berusaha mencari hakikat segala yang ada. Kajian metafisika adalah kajian yang bersifat mengatasi pengalaman inderawi yang antara lain bersifat individual. Metafisika bertugas mencari kedudukan yang individual itu dalam konteks keseluruhan. Mengajak orang tidak untuk terpaku pada hal-hal tertentu, misalnya masalah kesehatan manusia dan lain lain yang tertentu, tetapi melihat semuanya itu dalam konteks bahwa semua itu ada. Metafisika merupakan suatu usaha mengatasi dunia fisik. Heideger menyatakan bahwa pencarian filosofis tidak lain merupakan usaha mencari apa yang ada di belakang yang fisik (meta ta physyca). Lebih dari itu metafisika memenuhi kebutuhan dasar intelektual manusia. [1]Aristoteles tidak memakai memakai istilah metafisika melainkan phroto philosophia (filsafat pertama). Filsafat pertama ini memuat uraian tentang sesuatu yang ada di belakang gejala gejala fisik seperti bergerak, berubah, hidup, ,mati. Metafisika dapat didefinisikan sebagai studi atau pemikiran tentang sifat yang terdalam dari kenyataan atau keberadaan.

Tokoh tokoh Filsafat Metafisika Yarat dan islam serta teorinya

  • Demokritos (460-370 SM)
  • Berkeyakinan bahwa alam semesta tersusun atas atom-atom kecil yang memilki bentuk dan badan. Atom-atom ini mempunyai sifat yang sama, perbedaanya hanya tentang besar,dan letak jiwanya. Jiwa pun, menurut Demokritos dikatakan terjadi dari atom atom, hanya saja atom-atom jiwa tersebut lebih kecil, bulat dan amat mudah bergerak.
  • Thomas Hobbes (1588-1679)
  • Berpendapat bahwa segala segala sesuatu yang terjadi di dunia merupakan gerak dari materi. Termasuk juga pikiran, perasaan adalah gerak materi belaka. Karena segala sesuatu terjadi dari benda-benda kecil maka, bagi Hobbes, filsafat sama dengan ilmu yang mempelajari benda-benda.
  • Plotinus
  • mengarahkan filsafatnya pada upaya menuju kesatuan melalui tahap-tahap mulai dari fisik, akal jiwa, sampai pada titik puncak kesatuan yang dinamakan to hen yang (Esa), dan yang satu bagaikan sumber melimpahkan roh. Roh memancarkan jiwa dan jiwa memancarkan materi. Proses ini dinamakan proses emanasi. Plotinus sebagaimana halnya dengan Plato, memihak pada kesatuan yaitu penurunan kemurnian ilahi dan kenaikan jiwa kembali ke kesatuan dengan tuhan .
  • Al-Kindi
  • Persoalan metafisika oleh Al-Kindi dalam bahasa risalahnya antara lain risalah yang berjudul "tentang filsafat pertama dan "tentang keesaan tuhan dan berakhirnya benda benda alam". Tuhan menurut Al-Kindi adalah wujud yang Haq (benar) yang bukan asalnya tidak ada kemudian ada. Ia selalu mustahil tidak ada ia selalu ada akan selalu ada. Oleh karenanya tuhan adalah wujud sempurna yang tidak didahului wujud lain, tidak berakhir wujudnya dan tidak ada wujud kecuali dengannya.
  • Al-Farabi
  • pendapat dari Al-Farabi tentang metafisika ia lebih condong terhadap pemikiran aristoteles, plato. Sebelum membicarakan tentang hakekat tuhan dan sifat-sifatnya, Al-Farabi terlebih dahulu membagi wujud yang ada menjadi dua bagian
  • Wujud yang mukmin atau wujud yang nyata karena lainnya
  • Seperi wujud cahaya yang tidak ada, kalau sekiranya tidak matahari. Cahaya itu sendiri menurut tabiatnya bisa wujud dan bisa tida wujud. Atau dengan kata lain, cahaya adalah wujud yang mumkin. Akan tetapi karena matahari telah wujud, ,maka cahaya tersebut menjadi wujud yang nyata (wajib) karena matahari. Wujud yang mukmin tersebut menjadi bukti adanya sebab yang pertama (Tuhan).
  • Wujud ini adalah wujud yang tabiatnya itu sendiri menghendaki wujud-Nya, yaitu wujud yang apabila diperkirakan tidak ada, maka akan timbul kemustahilan sama sekali. Kalau Ia tidah ada, maka yang lain pun tidak akan ada sama sekali. Ia adalah Sebab Yang Pertama bagi semua wujud. Wujud Yang Wajib tersebut dinamakan Tuhan (Allah). [1]Hakikat Tuhan Allah adalah wujud yang sempurna dan yang ada tanpa suatu sebab, karena kalau ada sebab bagi-Nya berarti ia tidak sempurna, sebab tergantung kepadanya. Ia adalah wujud yang paling mulia dan yang paling dahulu adanya. Karena itu Tuhan adalah Zat yang azali (tanpa permulaan) dan yang selalu ada. Zat-Nya itu sendiri sudah cukup menjadi sebab bagi keabadian wujud-Nya.
  • Ibnu Thufail
  • Ibnu Thufail mengemukakan bahwa gagasan mengenai kemaujudan sebelum ketidak maujudan tidak dapat di pahami tanpa anggapan bahwa waktu itu ada sebelum dunia itu ada, tapi waktu itu sendiri merupakan suatu kejadian tak terpisahkan dari dunia, dan karena itu yang diciptakan pasti membutuhkan pencipta.

Hayy Bin Yaqdzan Sebagai Karya Sastra Dan Filsafat

Novel Hayy Ibn Yaqzan adalah sebuah karya yang di karang oleh Ibnu Thufail. Ibnu Thufail adalah salah seorang tokoh politik dan pemikir filsuf islam, Ibnu Thufail dengan nama lengkapnya yaitu Abu Bakr Muhammad bin Abdul Malik bin Muhammad bin Thufail al-Qaisi al-Andalusi. Belaiu dilahirkan di Cadix, provinsi Granada, Spanyol pada tahun 506 H/1110 M. Ibnu Thufail di kenal sebagai filsuf muslim yang gemar menuangkan pemikiran filsafatnya melalui sebuah kisah yang sangat menarik. Seperti novel Hay bin Yaqzan, Hayy bin Yaqzan memiliki ke istimewaan tidak hanya terbatas pada tema kisah saja, melainkan terdapat juga nilai filosofis yang amat erat di dalamnya. Menghadirkan alam khayalan atau lambang untuk menjelaskan pemikiran filsafat atau menjelaskan filsafat dengan menggunakan seni sastra adalah metode yang telah berulang dilakukan oleh para filosof  lainnya. Seperti Plato dalam buku Timaeus, yaitu buku yang bercerita tentang dialog dialog Plato. Atau syair Laoutzu dan kisah kisah Huang Tzu ketika menjelaskan filsafat Taoisme. Dalam artikel ini tentunya akan membahas lebih rinci salah satu karya sastra berbentuk kisah yang ditulis oleh Ibnu Thufail dalam kisah Hayy bin Yaqzan.

(foto novel Hayy bin Yaqdzan(https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fmjscolombo.com%2Fhayy-ibn-yaqzan&psig=AOvVaw1fNlqSnlN18eD5EaOWFeBk&ust=
(foto novel Hayy bin Yaqdzan(https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fmjscolombo.com%2Fhayy-ibn-yaqzan&psig=AOvVaw1fNlqSnlN18eD5EaOWFeBk&ust=

Diceritakan Hayy bin Yaqdzan sebagai anak asuh rusa yang hidup sebatang kara, seekor rusa yang merawat dan membesarkan Hayy sebagai ganti anak rusa tersebut yang sudah hilang.[1] Sejalan dengan usianya timbul keinginan yang luar biasa untuk mengetahui dan menyelidiki sesuatu yang belum ia mengerti. Dimana dengan anugerah kekuatan jiwanya ia memperoleh penget. Dari pengetahuan yang ia dapatkan melalui panca indera dan percobaan, serta pengetahuan yang merupakan hasil atau penarikan kesimpulan atas percobaan yang dilakukan atau pengetahuan yang alam semesta berikan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun