Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Apa yang Akan Terjadi pada 23 Maret 2178?

2 Maret 2023   11:12 Diperbarui: 2 Maret 2023   20:13 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pluto, planet kerdil dengan suhu sangat dingin. (Sumber: NASA.gov)

Masih lama sekali memang 2178 itu. Masih harus melalui 155 tahun untuk mencapainya. Namun, pada hari itu ada peristiwa penting terjadi. Bukan di Bumi, melainkan di planet kerdil, eks anggota Sistem Tata Surya, Pluto.

Pada Senin, 23 Maret 2178 - kalau menurut penanggalan Jawa, maka hari itu adalah Senin Legi (tidak ada hubungannya sih, hanya dicantumkan saja) - Pluto akan menyelesaikan satu kali putaran mengelilingi Matahari sejak pertama kali ditemukan pada 1930.

Pada 2178, Republik Indonesia akan berusia 233 tahun. Kompasiana, blog kita tercinta, akan berusia 170 tahun. Semoga masih ada.

Pluto butuh 248 tahun untuk satu kali mengelilingi Matahari. Pada saat bersamaan, pada periode yang sama, 1930-2178, Bumi sudah berkeliling sebanyak 248 kali tentu saja.

Maklumlah, Pluto terletak jauh dari Matahari, yaitu antara 4,5 hingga 7,3 miliar kilometer, itu dikarenakan orbit Pluto yang berbentuk elips, Sehingga, kadang Pluto berada dekat dengan Matahari, kadang jauh. Ketika Pluto berada dekat dengan Matahari, maka es yang terkena sinar Matahari akan berubah menjadi gas.

Karena jaraknya yang jauh, konsekuensinya, sinar Matahari juga butuh waktu untuk mencapai Pluto, yaitu 5,5 jam. Beda dengan Bumi yang bisa langsung menerima sinar Matahari, karena jarak Bumi ke sumber sinar itu hanya 150 juta km. Rasanya, kalau Bumi terletak lebih jauh dari Matahari, kondisi akan jauh berbeda. Bukan, begitu?

Pluto dikenal juga sebagai planet es. Suhu rata-rata permukaan Pluto adalah minus 232 derajat Celsius. Rada mustahil jika ada makhluk hidup di sana, kecuali jika memang ada ras yang tahan dingin ratusan derajat di bawah nol. Pada suhu seperti itu, air pada dasarnya akan keras seperti batu. Menurut NASA, ada kemungkinan bagian dalam Pluto lebih hangat dan mungkin juga ada lautan.

Pluto ditemukan pada 18 Februari 1930 oleh Clyde W. Tombaugh, ahli astronomi dari  Amerika. Ketika itu, Tombaugh memakai fasilitas di Observatorium Lowell, di Flagstaff, Arizona, AS.

Namun, bukan Tombaugh yang memberi nama planet baru itu, ketika itu status Pluto masih planet, tepatnya planet ke-9 di Sistem Tata Surya. Adalah gadis kecil berusia 11 tahun asal Oxford, Inggris, bernama Venetia Burney, yang punya ide untuk menamai planet baru itu dengan Pluto. Dia lantas meneruskan nama itu ke Observatorium Lowell dan diterima, mengalahkan banyak calon nama lainnya.

Nama Pluto diambil dari nama dewa Yunani penguasa dunia orang mati (underworld). Dewa Pluto adalah satu dari enam anak Saturnus. Nama kelima saudaranya juga sudah dipakai untuk menamai benda langit. Jupiter dan Neptunus dipakai sebagai nama planet, lalu ketiga nama saudarinya, Ceres, Juno, dan Vesta, dipakai untuk nama-nama asteroid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun