Bahan ini bertanggung jawab membuat sampo terlihat seperti krim dan berwarna seperti mutiara. Ini hanya untuk penampilan, tidak punya fungsi untuk membersihkan rambut. Contoh opacifier adalah glycol distearate dan titanium dioxide.
Pengawet
Bahan ini bertugas untuk mencegah tumbuhnya bakteri yang bisa merusak sampo. Sampo biasanya punya masa kedaluwarsa yang panjang, namun ada baiknya untuk selalu mencek kapan sampo sebaiknya dibuang. Ketika sampo kedaluwarsa, kandungan kimia di dalamnya juga akan berubah, sehingga tak akan efektif lagi untuk membersihkan rambut.
Yang biasa dipakai sebagai pengawet sampo adalah sodium benzoate dan disodium EDTA.
Bahan khusus
Ada beberapa bahan yang membedakan antara sampo yang satu dengan yang lain. Mereka adalah vitamin, minyak, atau ekstrak tanaman yang bisa ditemukan di antara bahan-bahan lain di sampo yang Anda pakai sehari-hari.
Saya akan membahas salah satu surfaktan di sampo, yaitu sodium lauryl sulfate (SLS), atau natrium lauril sulfat dalam bahasa Indonesia.
Masih menurut All Things Hair, SLS adalah pembersih utama yang menghasilkan banyak busa, namun mudah dibilas. SLS biasa terdapat di dalam sampo untuk rambut berminyak, sebab SLS bisa menghilangkan kandungan minyak berlebih.
Saya pikir, SLS inilah yang membuat sampo bisa dipakai untuk menghilangkan noda darah. Sebab, SLS juga biasa terdapat di krim cukur, pasta gigi, sabun tangan, dan sabun mandi. Pendeknya, SLS bisa membersihkan segala jenis lemak, bahkan sampai mesin mobil pun bisa dibersihkan dengan pembersih yang mengandung SLS. Tentunya dengan dosis yang berbeda dengan SLS yang ada di dalam pembersih badan.
Jadi, hingga saat ini, kalau ada noda darah di pakaian, entah dari mana asalnya, senjata yang saya pakai adalah sampo, pembersih yang nyaris ada di setiap rumah.
Semoga bermanfaat untuk Kompasianer semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H