Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Qatar Menantang Perekonomian Dunia

21 November 2022   11:08 Diperbarui: 29 November 2022   18:01 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menara Katara bagian dari kota baru Lusail City untuk Piala Dunia 2022 di Qatar. (Sumber: ANDREJ ISAKOVIC/AFP via Getty Images)

Sepp Blatter memendam pendapat aslinya tentang Qatar, sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, selama 12 tahun. Awal November lalu, eks presiden FIFA itu berkata kurang lebih: "Qatar terlalu kecil. Sepak bola dan Piala Dunia terlalu besar untuk mereka."

Barangkali saja itu omongan orang sakit hati, karena sejenak setelah Qatar ditetapkan sebagai tuan rumah pada 2 Desember 2010, Blatter lantas diperiksa polisi terkait skandal korupsi, yang bisa jadi juga melibatkan terpilihnya Qatar. Bahkan, dia dilarang untuk berkegiatan di dunia sepak bola hingga 2028.

Namun, Blatter ada benarnya. Qatar memang kecil, sebagai sebuah negara. Luas total hanya 11.581 km persegi, kira-kira dua kali luas Jabodetabek yang 6.437 km persegi. 

Dari segi penduduk, Qatar juga minimalis. Menurut sensus 2020, dari Wikipedia, jumlah penduduk Qatar adalah 2.795.484 orang. Bahkan masih kalah dari jumlah penduduk di Jakarta Timur, yang jumlahnya 3.111.563 jiwa menurut info dari Info Jabodetabek.

Akan tetapi, Blatter tak melihat kekuatan lain yang dipunyai Qatar: Kekayaan alam berupa minyak dan gas alam cair. 

Keduanya adalah mesin ekonomi dan sumber pendapatan utama Qatar. Memungkinkan Qatar untuk membuat semua Piala Dunia sebelumnya seperti mainan anak-anak.

Menurut CIA World Factbook, cadangan gas alam Qatar melebihi 25 triliun meter kubik -- 13 persen dari jumlah total di dunia, merupakan nomor tiga terbanyak di dunia.

Sementara itu, Qatar memiliki cadangan minyak lebih 25 miliar barel. Dengan kecepatan produksi seperti yang dilakukan saat ini, maka minyak di Qatar akan habis dalam waktu kurang lebih 56 tahun.

Selain mengandalkan minyak dan gas alam cait, Qatar juga memperkuat pendapatan dari sektor lain: Konstruksi, jasa perbankan, dan manufaktur. 

Perkembangan ketiga sektor itu membuat gross domestic product (GDP) non-minyak meningkat dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir.

Sehingga, ketika Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia, hanya ada satu kata dalam benak mereka: Mewah!

Piala Dunia 2022 akan menjadi gelaran mewah yang belum pernah dilihat sebelumnya, baik itu dari segi fasilitas hingga penyelenggaraan. Jadi, jangan heran kalau dana Piala Dunia tahun ini belasan lipat dibanding semua Piala Dunia sebelumnya. 

Mereka telah mengeluarkan sedikitnya 220 miliar dolar AS, lebih dari 15 kali biaya yang dikeluarkan Rusia untuk menggelar Piala Dunia 2018. Kalau dikonversi ke rupiah, 220 miliar dolar adalah lebih dari 3.400 triliun rupiah.

Perbandingan biaya penyelenggaraan Piala Dunia. (Sumber: Business Review)
Perbandingan biaya penyelenggaraan Piala Dunia. (Sumber: Business Review)

Lalu, untuk apa saja biaya sebanyak itu? Kira-kira perinciannya (tak semua) sebagai berikut:

  • Qatar mengeluarkan 500 juta dolar AS per pekan, menurut Forbes, selama pembangunan berbagai infrastruktur. Karena itu, jumlah biaya resmi menurut pemerintah Qatar untuk Piala Dunia 2022 adalah 200 miliar dolar AS.
  • Menurut kantor berita Rusia, Tass, 6,5 miliar dolar AS dipakai untuk pembangunan tujuh stadion dan satu renovasi stadion. Angka itu didapat dari Fatma Al Nuaimi, Communications Executive Directoruntuk Supreme Committee for Delivery and Legacy of the World Cup. Pada 2016, disebut biayanya adalah 8-10 miliar dolar.
  • Sistem pendingin di tujuh stadion yang digunakan di Piala Dunia mengalami peningkatan drastis dalam hal biaya konstruksi.
  • Rumput yang digunakan di lapangan dan tempat lain harus diimpor dan dirawat dengan cermat. Semua rumput harus tetap dalam kondisi sejuk, sehingga harus diairi dengan teratur, mengingat cuaca Qatar yang panas.
  • Tak diketahui jumlah totalnya, namun biaya dalam jumlah besar dikeluarkan untuk akomodasi, termasuk kota baru, vila, apartemen, dan hotel. Di Doha saja, butuh 15 miliar dolar untuk membangun kompleks akomodasi bernama The Pearl, sementara 36 miliar dolar digunakan untuk membangun sistem kereta Doha Metro.
  • Sementara itu, sebuah kota yang baru didirikan di sekitar Stadion Lusail. Terdapat 22 hotel dan perumahan yang bisa dihuni oleh 200.000 hingga 400.000 penduduk, juga taman-taman, dua marina, dan dua lapangan golf. Menurut Business Insider, biaya membangun kota Lusail mencapai 45 miliar dolar AS.

Kemudian, berikut ini adalah perkiraan biaya untuk membangun setiap stadion, menurut Sporting News.

  • Al Bayt (di Al Khor): 847 juta dolar
  • Lusail (di Lusail City): 767 juta dolar
  • Education City (di Al Rayyan): 700 juta dolar
  • Al Janoub (di Al Wakrah): 587 juta dolar
  • Ahmad Bin Ali (di Al Rayyan): 360 juta dolar
  • Al Thumama (Doha): 342,5 juta dolar
  • Khalifa International (di Doha, renovasi): 280 juta dolar
  • Stadium 974 (di Doha): tak diketahui

Mungkin bisa dibandingkan dengan sebuah kota di Amerika Serikat, yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama Kanada dan Meksiko, yang menganggarkan sekitar 300 juta dolar untuk gelaran itu. Bahkan, biaya itu hanya cukup untuk merenovasi Stadion Khalifa International di Doha.

Itu termasuk semua sumber daya manusia yang diperlukan untuk mewujudkan semuanya. Mulai dari perancang hingga pekerja. 

Bahkan, Qatar juga harus menyewa tenaga keamanan dari Inggris, karena polisi Qatar sungguh tak tahu bagaimana cara menangani jika ada suporter yang mabuk berat, walau minuman beralkohol telah dilarang untuk dijual selama Piala Dunia digelar.

Prediksi GDP 2022 untuk Qatar adalah 180 miliar dolar AS, menurut Business Review. Dengan Qatar mendapat hak menjadi tuan rumah pada akhir 2010, maka setiap tahun bisa dikatakan mereka mengeluarkan rata-rata 18,3 miliar dolar, atau lebih dari 10 persen GDP.

Meski investasi 220 miliar dolar itu semuanya berhubungan dengan Piala Dunia 2022, namun beberapa investasi akan memiliki kontribusi jangka panjang untuk perkembangan Qatar sebagai negara.

Namun, harus diperhatikan juga bahwa biaya perawatan akan membengkak ketika Piala Dunia sudah kelar. Misalnya stadion yang akan membutuhkan jutaan dolar per tahun untuk pemeliharaan. Karena itu, beberapa stadion akan dibongkar dan akan dikirim ke tempat lain.

Misalnya stadion anyar di kota baru Lusail. Stadion Lusail Iconic, yang berkapasitas 80.000 penonton, akan menggelar 10 laga di Piala Dunia, terbanyak dibanding semua stadion yang lain. 

Final juga akan digelar di Lusail. Nah, setelah Piala Dunia kelar, hampir semua kursi stadion akan dilepas. Alasannya, kota Lusail tidak membutuhkan stadion kelar Piala Dunia.

Lalu, akan digunakan untuk apa stadion itu? Menurut BBC, setelah semua kursi dilepas, stadion disulap menjadi pusat kegiatan yang berisi sekolah-sekolah, toko-toko, klinik kesehatan, dan fasilitas olahraga, semua ada di bawah atap stadion. Lalu tribun atas akan digunakan untuk teras outdoor untuk rumah-rumah baru.

Belum lagi hotel-hotel yang telah dibangun. Penduduk Qatar tidak mencapai 3 juta orang, dengan penduduk permanen hanya 300 ribu orang. 

Artinya, Qatar memang harus bersiap untuk menjadi destinasi wisata, yang ditargetkan akan terjadi pada 2030, atau sebaiknya lebih cepat, sehingga semua fasilitas akomodasi tidak terbengkalai.

Itu dari sisi pengeluaran sebelum dan setelah Piala Dunia. Bagaimana dengan pendapatan langsung selama Piala Dunia digelar? Qatar menyebutkan akan ada sekitar 1,2 atau 1,3 juta orang yang akan datang. 

Kita asumsikan setiap orang akan menetap selama empat hari dengan belanja per hari sebanyak 300 dolar. Dengan asumsi seperti itu, setidaknya Qatar telah mendapatkan 1,44 hingga 1,56 miliar dolar dari suporter.

Menurut Business Review, prediksi pendapatan langsung Qatar dari Piala Dunia 2022 hanya 17 miliar dolar. 

Karena itu, Qatar sangat mengandalkan Piala Dunia sebagai publikasi, untuk memengaruhi penduduk dunia datang ke Qatar, baik untuk berlibur maupun berbisnis.

Lalu, bagaimana dengan FIFA, apakah organisasi tertinggi sepak bola dunia itu juga ikut andil dalam pembiayaan? Tentu saja, namun tidak untuk patungan dengan Qatar bersiap diri. Uang yang disediakan FIFA dipakai untuk keperluan lain.

Untuk Piala Dunia 2022, FIFA mengeluarkan uang sebanyak 1,7 miliar dolar AS. Jelas, tak ada apa-apanya jika dibanding yang telah dikeluarkan Qatar, bukan? Lalu, untuk apa saja uang dari FIFA itu? Menurut situs Sportico, berikut perinciannya...

  • 440 juta dolar AS dipakai untuk hadiah uang para negara peserta. Juara akan mendapat 42 juta. Lalu, tim-tim yang gagal lolos ke fase gugur masing-masing akan mendapat 9 juta dolar.
  • 247 juta dolar untuk operasi televisi
  • 326 juta dolar untuk klub-klub yang pemainnya berlaga di Piala Dunia Qatar
  • 207 juta dolar untuk manajemen tenaga kerja yang terlibat di Qatar

Semua revenue yang diperoleh FIFA dari Piala Dunia 2022, meliputi:

  • Hak siar televisi
  • Penjualan tiket
  • Hospitality
  • Sponsor...

...tidak akan dibagi oleh FIFA dengan Qatar. Jumlah revenue itu diproyeksi adalah 4,7 miliar dolar AS. Jadi, FIFA akan mendapat penghasilan bersih sebanyak 3 miliar dolar AS. FIFA hanya mengambil 10 persen untuk organisasi mereka, dan sisanya akan didistribusikan ke 200 lebih asosiasi sepak bola di seluruh dunia untuk perkembangan sepak bola.

Sekarang, Qatar bisa menantang FIFA bahwa mereka bukan "negara kecil" untuk menggelar Piala Dunia. Lalu, Qatar juga menantang perekonomian dunia: Sanggupkah sebuah negara lain menyaingi Qatar dalam hal pembiayaan Piala Dunia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun