Sehingga, ketika Qatar terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia, hanya ada satu kata dalam benak mereka: Mewah!
Piala Dunia 2022 akan menjadi gelaran mewah yang belum pernah dilihat sebelumnya, baik itu dari segi fasilitas hingga penyelenggaraan. Jadi, jangan heran kalau dana Piala Dunia tahun ini belasan lipat dibanding semua Piala Dunia sebelumnya.Â
Mereka telah mengeluarkan sedikitnya 220 miliar dolar AS, lebih dari 15 kali biaya yang dikeluarkan Rusia untuk menggelar Piala Dunia 2018. Kalau dikonversi ke rupiah, 220 miliar dolar adalah lebih dari 3.400 triliun rupiah.
Lalu, untuk apa saja biaya sebanyak itu? Kira-kira perinciannya (tak semua) sebagai berikut:
- Qatar mengeluarkan 500 juta dolar AS per pekan, menurut Forbes, selama pembangunan berbagai infrastruktur. Karena itu, jumlah biaya resmi menurut pemerintah Qatar untuk Piala Dunia 2022 adalah 200 miliar dolar AS.
- Menurut kantor berita Rusia, Tass, 6,5 miliar dolar AS dipakai untuk pembangunan tujuh stadion dan satu renovasi stadion. Angka itu didapat dari Fatma Al Nuaimi, Communications Executive Directoruntuk Supreme Committee for Delivery and Legacy of the World Cup. Pada 2016, disebut biayanya adalah 8-10 miliar dolar.
- Sistem pendingin di tujuh stadion yang digunakan di Piala Dunia mengalami peningkatan drastis dalam hal biaya konstruksi.
- Rumput yang digunakan di lapangan dan tempat lain harus diimpor dan dirawat dengan cermat. Semua rumput harus tetap dalam kondisi sejuk, sehingga harus diairi dengan teratur, mengingat cuaca Qatar yang panas.
- Tak diketahui jumlah totalnya, namun biaya dalam jumlah besar dikeluarkan untuk akomodasi, termasuk kota baru, vila, apartemen, dan hotel. Di Doha saja, butuh 15 miliar dolar untuk membangun kompleks akomodasi bernama The Pearl, sementara 36 miliar dolar digunakan untuk membangun sistem kereta Doha Metro.
- Sementara itu, sebuah kota yang baru didirikan di sekitar Stadion Lusail. Terdapat 22 hotel dan perumahan yang bisa dihuni oleh 200.000 hingga 400.000 penduduk, juga taman-taman, dua marina, dan dua lapangan golf. Menurut Business Insider, biaya membangun kota Lusail mencapai 45 miliar dolar AS.
Kemudian, berikut ini adalah perkiraan biaya untuk membangun setiap stadion, menurut Sporting News.
- Al Bayt (di Al Khor): 847 juta dolar
- Lusail (di Lusail City): 767 juta dolar
- Education City (di Al Rayyan): 700 juta dolar
- Al Janoub (di Al Wakrah): 587 juta dolar
- Ahmad Bin Ali (di Al Rayyan): 360 juta dolar
- Al Thumama (Doha): 342,5 juta dolar
- Khalifa International (di Doha, renovasi): 280 juta dolar
- Stadium 974 (di Doha): tak diketahui
Mungkin bisa dibandingkan dengan sebuah kota di Amerika Serikat, yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2026 bersama Kanada dan Meksiko, yang menganggarkan sekitar 300 juta dolar untuk gelaran itu. Bahkan, biaya itu hanya cukup untuk merenovasi Stadion Khalifa International di Doha.
Itu termasuk semua sumber daya manusia yang diperlukan untuk mewujudkan semuanya. Mulai dari perancang hingga pekerja.Â
Bahkan, Qatar juga harus menyewa tenaga keamanan dari Inggris, karena polisi Qatar sungguh tak tahu bagaimana cara menangani jika ada suporter yang mabuk berat, walau minuman beralkohol telah dilarang untuk dijual selama Piala Dunia digelar.
Prediksi GDP 2022 untuk Qatar adalah 180 miliar dolar AS, menurut Business Review. Dengan Qatar mendapat hak menjadi tuan rumah pada akhir 2010, maka setiap tahun bisa dikatakan mereka mengeluarkan rata-rata 18,3 miliar dolar, atau lebih dari 10 persen GDP.
Meski investasi 220 miliar dolar itu semuanya berhubungan dengan Piala Dunia 2022, namun beberapa investasi akan memiliki kontribusi jangka panjang untuk perkembangan Qatar sebagai negara.