Ini masih berandai-andai, walau destinasinya sudah ada di Planet Mars sana. Wisata ke Planet Mars, mungkiiiin, akan terjadi beberapa puluh tahun lagi. Mungkin SpaceX milik Elon Musk atau Virgin Galactic milik Sir Richard Branson bisa menjadi wahana yang akan membawa para turis ke Mars. Atau mungkin juga akan ada banyak perusahaan lain.
Syaratnya sih Planet Mars sudah didandani, tidak lagi berupa planet kosong yang tampak kering (dari kejauhan). Sudah pula dibangun fasilitas akomodasi, macam hotel, motel, kantor untuk Biro Pariwisata Mars. Dan, yang terpenting adalah landing pad yang rata dan stabil di tempat pendaratan utama, sehingga pesawat luar angkasa dari Bumi bisa mendarat dengan mulus.
Pendeknya, Planet Mars akan menjadi destinasi wisata keren, meski saat ini agaknya hanya destinasi geologi yang baru bisa ditawarkan. Sebab, lokasi yang sudah ada saat ini lebih banyak berupa pegunungan, ngarai, kepundan. Sudah begitu, semuanya kontras; Gunung-gunung yang maha tinggi, ngarai yang maha dalam.
Mungkin juga akan ada banyak bandara berukuran kecil di dekat masing-masing obyek wisata, di mana pesawat-pesawat luar angkasa akan mengantar turis angkasa ke tujuan pilihan.
Adakah yang mau menjadi turis masa depan dengan destinasi Planet Mars? Mengapa tidak? Eh iya, berikut ini, sesuai judul, ada penjelasan pendek tentang delapan destinasi wisata itu.
Olympus Mons
Barangkali ini destinasi yang paling beken di Mars. Olympus Mons adalah gunung berapi paling ekstrim di sistem Tata Surya, terletak di region Tharsis. Sangat tinggi, namun juga sangat landai. Kontras sekali. NASA menyebut gunung ini mudah didaki. Mons adalah bahasa Latin untuk mount atau gunung.
Tingginya 25 km, nyaris tiga kali tinggi Gunung Everest yang punya tinggi 8,9 km.
Gunung ini bentuknya seperti perisai, landai. Istilahnya shield volcano. Dan, karena ukurannya sangat besar, maka istilah lengkapnya adalah gigantic shield volcano.
Di puncak gunung ada semacam kawah dengan lebar 85 km, terbentuk dari kubah magma yang kehilangan lava (mungkin terjadi saat letusan) dan runtuh.
Gunung-gunung berapi Tharsis
Sembari mendaki Mons Olympus, ada baiknya Anda juga melihat-lihat gunung-gunung berapi lain yang juga ada di region Tharsis, yang dihuni oleh 12 gunung berapi raksasa di sebuah zona selebar 4.000 km, menurut NASA. Seperti Olympus Mons, gunung-gunung berapi itu juga berukuran jauh lebih besar dibanding yang ada di Bumi. Mungkin itu disebabkan oleh gaya gravitasi Mars yang lebih rendah, sehingga memungkinkan para gunung itu tumbuh lebih tinggi.
Secara kolektif, gunung-gunung berapi itu telah meletus selama dua miliar tahun, atau setengah dari sejarah usia Mars.
Foto yang tertera diambil oleh wahana Viking 1 pada 1980, menunjukkan region Tharsis sebelah timur. Ada tiga gigantic shield volcano di sisi itu: Ascraeus Mons, Pavonis Mons, dan Arsia Mons. Masing-masing punya tinggi rata-rata 25 km, mirip dengan Olympus Mons.
Valles Marineris
Mars tidak hanya menjadi tempat untuk gunung-gunung terbesar di Tata Surya, namun juga ngarai terbesar. Valles Marineris memiliki panjang 3.000 km, itu lebih dari empat kali lebih panjang dibanding Grand Canyon di Arizona, AS, yang panjangnya hanya 800 km.
Valles Marineris, kata Latin untuk Mariner Valley, memiliki kedalaman 10 km. Bandingkan dengan Grand Canyon dengan kedalaman yang tak mencapai 2 km. Valles Marineris memiliki kedalaman mirip dengan palung terdalam di Bumi, Palung Mariana, yang dalamnya tercatat lebih dari 10 km.
Kutub Utara dan Selatan
Mars memiliki dua region tertutup es di kedua kutubnya, dengan komposisi yang sedikit berbeda. Yang pasti, saat musim dingin, menurut NASA, temperatur di dekat kedua kutub itu sangatlah dingin, sampai-sampai karbon dioksida di atmosfer mengembun dan terbentuk menjadi es di permukaan.
Pada musim panas, prosesnya terbalik. Karbon dioksida akan menguap ke atmosfer. Karbon dioksida akan hilang sepenuhnya dari bagian utara, yang tersisa hanya air es. Namun, es karbon dioksida masih ada di selatan. Semua pergerakan es itu menimbulkan efek besar untuk cuaca di Mars, yang menimbulkan angin besar dan efek lainnya.
Gale Crater dan Aeolis Mons
Terkenal sebagai tempat mendarat wahana Curiosity pada 2012, Gale Crater, atau Kepundan Gale, atau Kawah Gale, adalah tempat utama adanya bukti air di masa lalu di Mars. Curiosity menemukan sebuah bekas aliran air, beberapa pekan setelah mendarat, dan menemukan lebih banyak bukti dalam perjalanan menuju dasar kawah.
Curiosity lantas melanjutkan perjalanan ke gunung berapi tetangga, Aeolis Mons atau Mount Sharp, memeriksa setiap penampakan geologi di tiap lapisannya.
Pada 2018, Curiosity menemukan molekul organisme kompleks di region itu, berkali-kali. Organisme itu ditemukan di dalam batu berusia 3,5 miliar tahun.
Curiosity juga menemukan konsentrasi metana di atmosfer. Metana adalah elemen yang bisa dihasilkan oleh mikroba, namun juga bisa menjadi fenomena geologi. Jadi, metana itu tidak atau belum bisa dijadikan bukti kehidupan di Mars, demikian menurut Space Online.
Medusae Fossae
Medusae Fossae adalah salah satu tempat teraneh di Mars. Saking anehnya, sampai-sampai beberapa orang berspekulasi bahwa lokasi itu adalah tempat jatuhnya UFO.
Teori lain menyebutkan bahwa Medusae Fossae adalah deposit gunung berapi yang sangat besar. Seiring waktu, angin memahat bebatuan itu menjadi formasi yang indah. Tapi, masih butuh banyak bukti bagaimana gunung-gunung berapi itu membentuk Medusae Fossae.
Sebuah penelitian pada 2018 menyebutkan bahwa mungkin saja formasi itu terbentuk dari letusan-letusan besar gunung berapi yang terjadi sebanyak ratusan kali dalam waktu 500 juta tahun.
Semua erupsi itu akan menghangatkan iklim Planet Merah, sama seperti gas-gas rumah kaca dari gunung berapi meluncur menuju atmosfer Bumi.
Recurring Slope Lineae di Kawah Hale
Mars memiliki formasi asing bernama recurring slope lineae (RSL), atau yang diterjemahkan secara harafiah adalah barisan lereng. RSL cenderung terbentuk di sisi kawah yang curam saat cuaca hangat. Sulit menjelaskan apa sebenarnya RSL itu.
Di foto yang tertera adalah Hale Crater atau Kawah Crater, melalui spektroskopi, menunjukkan adanya tanda-tanda air. Pada 2015, NASA menyatakan jika ada air garam, maka seharusnya ada aliran air di permukaan. Namun kemudian, disebutkan RSL bisa saja terbentuk dari air yang berasal dari atmosfer atau aliran kering di pasir.
Untuk bisa mengetahui lebih pasti, kita harus mendatangi RSL dan melihat dari dekat. Masalahnya, ada gosip kalau RSL mengandung mikroba asing yang membuat kita tidak mau dekat-dekat barangkali saja ada kontaminasi.
Jadi, cara paling aman untuk memeriksa RSL, sembari NASA mencari cara yang aman untuk meneliti dari dekat, adalah mengamati dari kejauhan, memakai binokular.
“Bukit Pasir Hantu” di Noctic Labyrinthus dan basin Hellas
Mars adalah planet yang dibentuk oleh angin pada saat, karena air sudah menguap sejalan dengan menipisnya atmosfer. Namun, “Ghost Dunes” atau bukit pasir hantu adalah salah satu bukti adanya air pada masa lalu di Mars. Region itu ditemukan di Noctis Labyrinthus dan basin Hellas.
Para peneliti menyatakan bahwa daerah itu dulunya memiliki banyak bukit pasir dengan tinggi puluhan meter. Kemudian, bukit pasir itu tersapu lava atau air, sehingga dasar bukit masih ada, namun bagian atasnya raib.
Namun, ada plot twist. Bisa jadi Ghost Dunes itu sebenarnya adalah tempat bersembunyi berbagai mikroba, sehingga mereka aman dari radiasi dan angin yang akan membawa mereka terbang.
Nah, itu tadi adalah delapan destinasi wisata beken di Mars. Bisa jadi pada masa depan akan ada lebih banyak tujuan wisata lain, setelah eksplorasi di Mars lebih intens dilakukan. Toh tidak butuh waktu lama untuk terbang ke Mars. Hanya sekitar delapan bulan sekali jalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H