Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kacaunya Radar Mohamed Salah

10 Oktober 2022   15:45 Diperbarui: 11 Oktober 2022   03:40 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mohamed Salah barangkali butuh healing untuk kesehatan mentalnya. (Visionhaus/Getty Images)

Ada apa dengan Mohamed Salah musim ini? Performa pemain sayap Liverpool asal Mesir itu kacau-balau. Gol menjadi makhluk langka yang hadir dari kaki Salah musim ini.

Semalam, 9 Oktober 2022, ketika bertandang ke rumah Arsenal di London, Liverpool kalah 2-3 dan Salah nyaris tak tampak di lapangan. Tidak ada assist yang dibuatnya, apalagi gol.

Pada laga ke-8 di Premier League itu, Salah sangat tak efektif. Seingat saya, Salah hanya bisa membuat satu tembakan. Correct me if I'm wrong, ya. Sampai akhirnya, manajer Liverpool, Juergen Klopp, harus menggantinya dengan Fabinho pada menit ke-69. Langkah Klopp itu di luar kebiasaan.

Pada tujuh laga sebelumnya, Salah selalu bermain hingga peluit tanda pertandingan kelar berbunyi. Klopp lebih suka untuk membiarkan Salah bermain selama 90 menit, barangkali saja pemain bertinggi 175 cm itu melakukan sesuatu yang signifikan buat Liverpool. Namun, bukan itu yang terjadi. Klopp sudah tak sabar. Salah hanya bisa duduk di bangku, sementara teman-temannya berusaha membuat gol ke-3 yang tak terwujud.

Jika dibandingkan dengan empat musim sebelumnya, sejak musim 2017-18 di mana Salah pertama kali membela Liverpool, musim ini adalah raihan terburuk yang pernah diraih Salah dalam delapan pekan pertama.

Catatannya sebagai berikut:

  • Musim 2017-18: 8 Main, 4 gol, 2 assist
  • Musim 2018-19: 8 Main, 3 gol, 4 assist
  • Musim 2019-20: 8 Main, 4 gol, 3 assist
  • Musim 2020-21: 8 Main, 8 gol
  • Musim 2021-22: 8 Main, 7 gol, 5 assist
  • Musim 2022-23: 8 Main, 2 gol, 3 assist

Musim ini, setelah delapan kali main di EPL, Salah baru bisa membuat dua gol. Assist bisa menjadi statistik yang penting, sebagai tanda keefektifan pemain di lapangan untuk kontribusi gol. Itu pun sulit untuk dilakukan Salah musim ini, meski jumlahnya lebih banyak dibanding jumlah gol.

Merananya Salah, entah mengapa, paralel dengan berantakannya Liverpool di liga domestik. Saat ini, The Reds ada di urutan ke-10 klasemen sementara Premier League, hanya punya 10 poin, hasil dari dua kali menang, 4 kali seri, dan dua kali kalah. 

Ada apa dengan Mohamed Salah?

Kalau saya pikir, kondisi fisik Salah tidak ada masalah. Ia tidak mengalami cedera. Justru mental Salah yang bisa jadi sedang kacau, menyebabkan "radar" untuk mencetak gol menjadi kacau.

Tahun ini, 2022, bukan tahun yang indah untuk Salah. Pertama, ia gagal membawa Mesir menjadi juara Piala Afrika. Pada final Piala Afrika 2021 yang digelar pada 6 Februari 2022, Mesir kalah dari Senegal. Yang lebih menyakitkan, Senegal diperkuat oleh rekan seklubnya, Sadio Mane.

Kedua, Salah gagal membawa Mesir lolos ke Piala Dunia 2022 yang akan digelar di Qatar. Lagi-lagi Mesir harus tersandung pasukan Senegal plus Mane, melalui dua kali laga kualifikasi penentu. Yang menyakitkan, Mesir harus kalah melalui adu penalti, setelah masing-masing tim menang 1-0 di kandang sendiri.

Ketiga, Salah gagal membawa Liverpool menjadi juara Liga Champions 2022. Mereka gagal mengatasi Real Madrid di Saint Denis, 28 Mei lalu. Liverpool kalah 0-1.

Liverpool menjadi juara Piala FA dan juara Piala Liga 2022 tidak cukup menjadi pelipur lara gagalnya Liverpool menjadi juara Premier League, dipecundangi oleh Manchester City.

Semua kegagalan itu menumpuk menjadi sebuah 'penyakit' di alam bawah sadar Salah, rasa kecewa yang terpendam. Mungkin ia tak menyadarinya, namun ternyata itu terwujud melalui penampilannya di lapangan.

Bahkan, liburan musim panas di Mykonos, Yunani, dan perpanjangan kontrak hingga 2025, plus gaji tertinggi di Liverpool, ditengarai tidak membuat Salah 'sembuh'. Well, kegembiraan fisik kadang bukan obat untuk kondisi mental.

Agaknya ia harus secara rutin menemui seorang psikolog untuk memperbaiki kesehatan batinnya dan pada akhirnya akan bisa mengembalikan performa gemilangnya di lapangan hijau.

Perhatikan saja wajahnya setiap kali Salah gagal membuat gol. Pada musim-musim lalu, ia masih bisa tertawa dengan lepas. Namun, pada musim ini, Salah memang tertawa, namun tawa yang getir.

Barangkali saja, Salah bisa memakai jeda liga selama Piala Dunia 2022 untuk healing, menyembuhkan diri dari kekecewaan yang bertumpuk dan terpendam. Memperbaiki kesehatan mentalnya. Salah punya waktu satu bulan untuk itu, sebab sudah pasti ia tak akan berlaga di Qatar. Malah, lupakan saja Piala Dunia.

Siapa tahu, pada 26 Desember mendatang, ketika Premier League bergulir kembali, kita akan menyaksikan Mohamed Salah dengan semangat yang baru serta gol dan assist yang mengalir dari kedua kakinya, dengan kesehatan mental yang top! Dan, bisa jadi posisi Liverpool juga ikut terdongkrak sebagai tambahannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun