Arcand mengekstrak data suara dari Chandra dan, dengan hitungan matematika dan sound editing, suara itu lantas bisa didengar oleh manusia, sekitar 200 kuadrilion kali lebih tinggi dibanding frekuensi aslinya. Hasilnya adalah "suara dari neraka" tadi. Oh ya, kuadrilion memiliki 15 angka nol.
Sebelumnya, Arcand juga pernah membuat suara dari galaksi dari Sistem Tata Surya kita, Bima Sakti, yang datanya juga didapat dari Teleskop Chandra. Suara dari pusat Bima Sakti terdengar indah, damai. Sama sekali tidak seperti suara dari Perseus.
                                              Suara Bima Sakti
Menurut Arcand, suara yang dihasilkan Perseus bukan hanya dari satu "teriakan", melainkan gabungan dari berbagai arah dari pusat galaksi. Suara Perseus memang dihasilkan dari gelombang suara, hasil patungan berbagai suara.
Akan tetapi, Arcand, yang telah bekerja dengan misi Chandra selama dua dekade, tidak merasa takut dengan suara yang dihasilkan dari cluster Perseus. "Saya tidak mendengar suara yang mengerikan, namun saya mengerti jika setiap orang memiliki perspektif yang berbeda," kata Arcand.
Cluster Perseus, dengan nama resmi Abell 426, adalah kumpulan galaksi yang terletak di konstelasi Perseus. Cluster Perseus adalah salah satu obyek masif yang ada di semesta yang kita kenal. Perseus terbentuk dari ribuan galaksi yang dikelilingi oleh awan gas jutaan derajat panasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H