Pernah menyantap labu siam mini rebus? Rasanya lezat sekali. Crispy, juicy, ada manis-manisnya juga. Enak sekali. Mama saya pernah suatu kali merebus labu siam itu demi untuk menurunkan tekanan darah tinggi.
Sekarang, tekanan darah saya lumayan tinggi, tapi dulu beda ceritanya. Tekanan darah saya sangat rendah, rata-rata 90/70 mmHg. Tapi, saya ikut menyantap labu siam mini yang direbus mama.
You know, saya jadi ketagihan. Setiap hari saya harus makan setidaknya satu biji, lebih sering 3 buah dalam satu hari. Jika tidak, rasanya ini lidah belum bisa berhenti makan. Pokoknya saya ketagihan labu siam, atau chayote dalam bahasa Inggris. Kelas berat.
Sampai suatu hari, saya nyaris nggeblag ketika sedang menunggu bus TransJakarta. Tiba-tiba pandangan saya putih semua. Untung saja ada seorang mbak baik hati yang memberi saya minum dan minyak kayu putih. Lalu dia juga meminta petugas yang berjaga untuk mencarikan taksi untuk saya pulang.
Saya batal ke kantor hari itu dan keesokan hari saya ke dokter. Ternyata tekanan darah saya sangat sangat rendah, mencapai 70/50 mmHg. Mungkin lebih rendah lagi dan saya akan 'lewat'. Saya tidak mengatakan kepada dokter bahwa saya menyantap labu siam mini setiap hari.
Sejak itu, saya berhenti menyantapnya. Tapi, butuh waktu lama untuk menghilangkan rasa kepingin makan labu siam mini. Untung saja, mama berhenti merebut labu siam sejak itu. Beliau memilih untuk makan timun saja.
Labu siam itu sebenarnya sangat bagus untuk kesehatan. Kandungan gizinya sangat beragam. Menurut situs Dr Axe, labu siam dengan berat sekitar 130 gram mengandung:
- 25 kalori
- 1,1 gram protein
- Tidak mengandung lemak
- 6 gram karbohidrat
- 2,2 gram serat
- 2,2 gram gula
- 123 mikrogram folat
- 10,2 miligram vitamin C
- 0,2 miligram manganese
- 5,4 mikrogram vitamin K
- 1,0 miligram zinc
- 165 miligram kalium
- 0,1 miligram vitamin B6
- 15,8 miligram magnesium
- 0,6 miligram niacin
Dari pengalaman saya, diketahui bahwa labu siam mini ampuh untuk menurunkan tekanan darah. Itu karena kandungan kalium yang tinggi.
Menurut situs Ayur Times, kalium membantu menyeimbangkan efek garam di dalam tubuh. Cara kerjanya adalah kalium mengurangi tekanan pada tekanan darah dan melebarkan arteri. Dengan demikian, aliran darah menjadi lancar, tersebar dengan mudah ke seluruh tubuh, dan mencegah naiknya tekanan darah.
Daging buah dan kulit labu siam mini membantu mengurangi tekanan darah, demikian menurut Ayur Times lagi. Oh iya, labu siam mini, tidak seperti labu siam besar yang dipakai untuk bahan sayur, bisa disantap semua bagiannya, termasuk kulit.
Selain untuk mengatur tekanan darah, labu siam mini juga memiliki manfaat lain, seperti:
- Menjaga kesehatan jantung
- Punya komponen untuk antikanker
- Mengurangi level gula darah yang tinggi
- Membantu menurunkan berat badan
- Ekstrak labu siam bisa membantu mengurangi epilepsi
Untuk membaca guna labu siam selengkapnya, silakan kunjungi link ini.
Hal lain yang menyangkut labu siam adalah:
- Setiap bagian dari tanaman labu siam memiliki properti medis. Tanaman labu siam sangat membantu untuk mereka yang memiliki batu ginjal, dengan cara menghancurkan batu ginjal, mestinya secara bertahap, tidak sekaligus. Dengan meluruhnya batu ginjal, maka jumlah urine yang dihasilkan akan semakin banyak.
- Tanaman labu siam juga membantu menghilangkan peradangan dengan menekan produksi komponen yang memicu radang.
- Labu siam juga memiliki komponen antibakteri, antivirus, dan antijamur. Komponen itu bisa menghilangkan bakteri dan mencegah interaksi antara bakteri dan sel-sel yang sehat.
- Sebuah penelitian menemukan bahwa labu siam meningkatkan detoksifikasi pada hati, melindungi ginjal dari toksin, obat-obatan, dan bahan kimia lainnya.
Jadi, ada yang mau mencoba labu siam mini? Saran saya, santaplah dalam jumlah yang cukup, misalnya 1 buah per hari dan tidak setiap hari. Sebab, apa saja yang jumlahnya berlebihan akan memberi efek samping yang tidak diinginkan, seperti yang saya alami. Saya kapok makan labu siam mini. Saya mengonsumsi fish oil saja.
Selamat mencoba. Semoga semua sehat selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H