Van Gaal sempat melarang Ten Hag untuk menolak kerja di United. Menurut Van Gaal, United bukanlah sebuah klub, melainkan perusahaan. Namun, Ten Hag tetap menerima kerja itu.
Musim 2022-23 akan menjadi musim ke-10 sejak United ditinggal oleh Sir Alex Ferguson pada 2012-13. Periode transisi yang dijalani sama sekali tidak indah.
Terakhir kali United mendapat trofi adalah pada 2016-17, Mickey Mouse Treble, bersama Jose Mourinho.
Kini, United boleh berharap lagi pada kata-kata Heraclitus: “The only constant in life is change”.
Tidak selamanya roda kehidupan United akan berada di bawah. Pada suatu saat akan naik juga dan berada di atas. Hanya saja, belum jelas kapan itu akan terjadi.
Mungkinkah Erik ten Hag bisa memenuhi impian Manchester United untuk kembali menjadi yang terdepan lagi Premier League dan di Eropa juga. Atau, akan ada manajer berikutnya yang akhirnya bisa mewujudkannya?
Barangkali, United harus mencoba untuk bersabar, seperti halnya pada zaman Sir Alex Ferguson. Berilah kesempatan kepada manajer pilihan untuk menuntaskan kerjanya. Sebab, tidak selamanya United berada di atas ketika ditangani oleh Sir Fergie, namun memecat manajer ketika itu bukan langkah andalan. Kalau tidak, maka Sir Alex tidak akan berada di United selama 27 tahun.
Lalu, bagaimana dengan teman saya yang suporter garis keras Manchester United yang diceritakan di atas? Terakhir kali bertemu, dia bilang tak lagi mengikuti sepak terjang United. Tidak peduli, katanya. Tapi, dia masih misuh-misuh di media sosial. Hahaha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H