Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sindrom Musim Kedua di Premier League

28 Juni 2022   07:42 Diperbarui: 28 Juni 2022   16:40 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manajer pengganti, Jesse Marsch, tak kuasa menaikkan posisi Leeds, yang hanya menang empat kali dari 12 laga tersisa musim itu. Leeds berada di peringkat ke-17 pada akhir musim.

Ipswich Town

  • Musim promosi: 2000-01 (peringkat ke-5)
  • Musim kedua: 2001-02 (peringkat ke-18, degradasi)

Manajer George Burley terlibat dalam delapan musim yang sukses di Portman Road. The Tractor Boys menjalani play-off promosi empat kali beruntun, sampai akhirnya mereka bisa promosi pada 2000, mengalahkan Barnsley 4-2 di Stadion Wembley.

Pada musim pertama, klub yang bermarkas di Suffolk itu sukses menduduki peringkat ke-5 pada akhir musim, termasuk lolos ke semifinal Piala Liga.

Ipswich berhak tampil di Piala UEFA, pertama kali sejak 1982. Burley mendapat gelar Premier League Manager of the Year.

Sayangnya, pada musim kedua, Ipswich kewalahan dengan padatnya jadwal. Mereka juga disingkirkan dari Eropa oleh Inter Milan, yang diperkuat antara lain oleh Ronaldo, Clarence Seedorf, Adriano, Javier Zanetti, dan Alvaro Recoba.

Lalu, Ipswich Town juga habis-habisan di Premier League. Pada akhir musim 2001-02, mereka berada pada posisi ke-18. Degradasi.

Sekarang, Ipswich bermain di League One. Musim lalu, mereka berada di peringkat ke-11 dari 24 klub peserta.

Manchester City

  • Musim promosi: 2002-03 (peringkat ke-9)
  • Musim kedua: 2003-04 (Peringkat ke-16)

Sebelum menjadi ‘klub sultan’, yang didanai oleh petrodollar, dan dilatih oleh Pep Guardiola, Manchester City adalah klub yoyo - istilah untuk klub yang 'gemar' naik turun liga, gerakannya mirip permainan yoyo - pada era 1990-an dan awal 2000-an.

Setelah degradasi pada 2001 melalui hasil karya Joe Royle, Kevin Keegan direkrut untuk mengembalikan City ke Premier League. Musim 2002-03 diakhiri City dengan posisi ke-9, dapat satu tiket untuk ikut kualifikasi ke Piala UEFA melalui jalur Fair Play. Selain itu, City juga menang di Derbi Manchester untuk pertama kalinya dalam 13 tahun.

Musim berikutnya, 2003-04, oleh Squawka disebut sebagai dimulainya era Etihad. Namun, Keegan dan anak buahnya hanya berada di peringkat ke-16, dua tangga dari zona degradasi.

Selain itu, City juga gagal menang di kualifikasi Piala UEFA. Mereka kalah gol tandang dari klub asal Polandia, yang kini sudah bubar, Groclin Dyskobolia. Keegan dilepas dari jabatannya pada akhir musim.

Reading

  • Musim promosi: 2006-07 (peringkat ke-8)
  • Musim kedua: 2007-08 (peringkat ke-18, degradasi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun