Tapi, saya tak menyarankan untuk merendam pakaian ya. Sebab, kain untuk pakaian cenderung lebih tipis dibanding handuk. Bisa-bisa malah hancur jika direndam dengan garam kasar.
Garam kasar dikenal juga dengan istilah coarse salt. Coarse artinya kasar, dari teksturnya. Bedanya dengan garam meja, selain tekstur, adalah garam kasar tidak mengandung yodium.
Guna lain garam kasar adalah untuk ditambahkan ke air mandi. Air hangat untuk mandi jika ditambah dengan garam kasar akan membuat otot-otot yang lelah akan rileks. Saya sudah merasakan manfaat garam kasar yang dilarutkan dalam air mandi yang hangat. Sangat cocok untuk menghilangkan lelah.
Garam kasar yang dilarutkan ke air juga akan melembapkan kulit, juga menyingkirkan kulit mati. Demikian menurut situs HealthMeth.
Garam kasar mengandung magnesium dan unsur-unsur lain yang larut dalam air, selain tentunya natrium klorida, bahan utama garam. Dengan adanya semua elemen itu, muncul rekomendasi untuk mandi air hangat dicampur garam kasar selama 15 menit setidaknya tiga kali dalam sepekan.
Jika garam kasar dicampur dengan minyak zaitun, maka bisa dipakai untuk menghilangkan kulit yang menghitam di siku atau area sensitif lain yang mudah menghitam. Mestinya, hasilnya tidak didapat dalam sekejap, namun dengan pemakaian rutin.
Oh iya, garam kasar juga dipakai pada proses pembuatan ikan asin dan di pabrik es batu. Selain itu, saya baca di Wikipedia, garam kasar dicampur dengan minyak (mungkin minyak goreng ya), bisa membersihkan pantat panci yang menghitam atau bagian bawah wajan. Kalau yang ini, saya belum coba. Akan saya coba kalau begitu.
Keuntungan garam kasar lainnya adalah harganya yang relatif lebih murah dibanding garam meja yang mengandung yodium. Jadi, jika ingin menyimpan banyak garam kasar di lemari penyimpanan, rasanya tidak akan membuat bangkrut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H