Pada Desember tahun lalu, saya pernah menulis tentang saluran air dari kamar mandi yang tersumbat. Judulnya “Membersihkan Lubang Air Mampet Tidak Semudah Teorinya”.
Saat itu, saya sudah membersihkannya, namun tidak tahan lama. Air tetap tersumbat, butuh waktu sangat lama agar air habis semua melewati lubang.
Sampai saya sempat terpikir apakah memang ada seekor ular besar yang hidup di pipa, sehingga menghambat laju air.
Kemudian ada yang mengusulkan untuk memakai Biotaff (ini merek, tapi saya tidak bermaksud promosi). Bentuknya bubuk, mirip baking soda. Menurut yang saya baca, efeknya pun akan meledak-ledak mirip baking soda diguyur air cuka.
Saya belum memakai Biotaff itu, meski sudah membeli beberapa bungkus. Sebab, dikatakan di bungkus kemasannya, ledakannya rada bahaya. Saya harus pakai kacamata pelindung, tangan pun harus memakai sarung tangan.
Halah, ribet banget. Semua benda itu ada di rumah, tapi saya sudah kehilangan selera. Ya sudahlah, air mampet saya biarkan saja. Belajar sabar sembari menunggu air keluar semua melalui lubang.
Sampai akhirnya Maret ini, ketika saya minta tolong kepada bapak yang biasa membantu kami membereskan rumah. Namanya Pak Dalimin, ini nama asli, ya.
Dia ahli membereskan masalah yang dihadapi rumah, terutama yang sudah tuwir. Mulai dari membereskan atap yang bocor, wuih dia ahli banget naik ke atap, membereskan saluran air, pasang ubin, dan lainnya.
Sekarang, saya minta bantuan Pak Dalimin untuk membuatkan saluran air dari halaman ke selokan. Jadi, kalau hujan dan air menggenang, akan lebih cepat mengalir dan habis.
Ceritanya saya sedang ‘menginspeksi’ hasil kerjanya, ketika terjadi percakapan sebagai berikut:
“Mbak, saluran air dari kamar mandi mampet, ya?”
“Iya, Pak. Kok tahu?”
Saya tidak pernah memberi tahu Pak Dalimin soal lubang kamar mandi yang mampet.
“Lha itu lubangnya ditutupi semen.”
“Haaa?”
Ternyata, lubang air yang ada di selokan ditutup dengan semen alias dicor. Hanya tersisa sedikit saja yang terbuka. Tak heran kalau air dari kamar mandi harus antre bermenit-menit untuk bisa habis.
Percuma juga saya membersihkan saluran dengan berbagai macam obat. Tidak akan pernah ada hasilnya, wong ujung saluran pembuangan ditutup.
Lalu, saya ingat lokasi di mana rumah kami berada pernah dibongkar selokannya dan dipasang gorong-gorong. Itu hanya selokan yang ada di depan rumah, sedangkan selokan samping rumah dibiarkan saja seperti sediakala, di mana saluran air kami berada.
Itu terjadi pada Oktober tahun lalu. Seingat saya memang saluran air mulai tersumbat sejak proyek gorong-gorong itu kelar.
Rupanya, entah kenapa, ada pekerja yang menutup itu lubang. Mungkin saja saat itu, ada maksud untuk dipasang gorong-gorong juga. Tapi, bukan berarti lubang air ditutup, ‘kan?
Sekarang, saluran air dari kamar mandi tanpa hambatan. Pak Dalimin sudah membongkar pipa, karena semen yang ada di dalamnya tidak bisa lagi diambil. Pipa yang baru pun dipasang.
Ternyata tidak ada ular yang bersemayam di dalam pipa. Yang ada adalah makhluk menyebalkan, entah siapa namanya, yang membuat kami harus menghadapi air menggenang setiap hari dan malam.
Insya Allah, siapa pun orangnya, akan selalu dijaga oleh Allah SWT, dilancarkan rezekinya, senantiasa sehat, sukses, bahagia, diringankan langkahnya, diterangkan pikirannya. Aamiin!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H