“Mbak, saluran air dari kamar mandi mampet, ya?”
“Iya, Pak. Kok tahu?”
Saya tidak pernah memberi tahu Pak Dalimin soal lubang kamar mandi yang mampet.
“Lha itu lubangnya ditutupi semen.”
“Haaa?”
Ternyata, lubang air yang ada di selokan ditutup dengan semen alias dicor. Hanya tersisa sedikit saja yang terbuka. Tak heran kalau air dari kamar mandi harus antre bermenit-menit untuk bisa habis.
Percuma juga saya membersihkan saluran dengan berbagai macam obat. Tidak akan pernah ada hasilnya, wong ujung saluran pembuangan ditutup.
Lalu, saya ingat lokasi di mana rumah kami berada pernah dibongkar selokannya dan dipasang gorong-gorong. Itu hanya selokan yang ada di depan rumah, sedangkan selokan samping rumah dibiarkan saja seperti sediakala, di mana saluran air kami berada.
Itu terjadi pada Oktober tahun lalu. Seingat saya memang saluran air mulai tersumbat sejak proyek gorong-gorong itu kelar.
Rupanya, entah kenapa, ada pekerja yang menutup itu lubang. Mungkin saja saat itu, ada maksud untuk dipasang gorong-gorong juga. Tapi, bukan berarti lubang air ditutup, ‘kan?
Sekarang, saluran air dari kamar mandi tanpa hambatan. Pak Dalimin sudah membongkar pipa, karena semen yang ada di dalamnya tidak bisa lagi diambil. Pipa yang baru pun dipasang.