Ketika itu, saya sangat kurus. Muka jerawatan. Badan saya juga belum setinggi sekarang. Jadi, selama di BOLA, saya menjadi gemuk, tinggi badan bertambah, bahagia pokoknya.
Saya diangkat sebagai karyawan tetap pada 1 Agustus 1996. Senangnya bukan main, karena sudah bisa mencantumkan nama sendiri, Dian Savitri, di setiap artikel yang dimuat di BOLA. Sebelumnya, reporter baru memakai kode di akhir tulisannya. Kode saya adalah 'cw3', singkatan dari calon wartawan nomor 3 dari angkatan saya.
Sejak itu, sudah jutaan kata yang saya tulis untuk Tabloid BOLA, yang kemudian hari ada juga majalah BOLAVAGANZA. Sebagian besar waktu saya sebagai reporter BOLA dihabiskan di majalah itu. Bisa dikatakan saya adalah salah satu 'perintis' majalah itu.
Saya juga mendapat kesempatan untuk meliput banyak event sepak bola penting di Eropa sana, misalnya final Liga Champion. Lalu, final terakhir Piala Winner di Birmingham pada Mei 1999, di mana Lazio menjadi juaranya. Lalu, banyak pengalaman lain.
Lalu, 20 tahun pun melesat dengan cepat. Kami bersenang-senang, sampai akhirnya kami tidak bisa bersenang-senang lagi. Bagaimana pun, Tabloid BOLA dijalankan oleh manusia. Manusia rentan berbuat salah dan kesalahan itulah yang membuat BOLA 'berdarah-darah'.
Belum lagi ditambah dengan media digital yang menggempur dari kiri-kanan-depan-belakang. Bukan main masifnya disrupsi yang dihadirkan oleh media digital. Sementara penjualan cetak Tabloid BOLA sudah sangat merosot dibandingkan dengan sepuluh tahun sebelumnya. Sudah receh banget oplahnya.
Kami juga punya beberapa majalah franchise; Inside United, FourFourTwo, dan F1 Racing. Penjualan tidak seindah yang diprediksi, sementara kami harus membayar royalti ke Inggris sana, ke pemilik tiga majalah itu. Bayarannya dalam poundsterling. Bayangkan, rupiah yang diterima tak seberapa, malah harus keluar dalam mata uang pound.
Kami juga punya BOLA Harian yang tak bertahan lama. Lalu, situs web, dari www.bolanews.com sampai kini bernama www.bolasport.com.
Kami masih mencoba bertahan. Caranya adalah dengan melepas banyak teman. Saya termasuk gerombolan paling akhir, yang melihat bagaimana Tabloid BOLA masuk percetakan untuk terbit terakhir kali pada 26 Oktober 2018.
Tidak ada lagi yang bisa kami lakukan. Kami harus menutup Tabloid BOLA. Sudah diputuskan kami akan tutup pada 1 Desember 2018. Dan, selama November 2018, saya merasa seperti anak ayam kehilangan induknya. Saya tidak bisa membayangkan seperti apa untuk tidak lagi berangkat kerja ke Palmerah Barat 33-37 di lantai 5.