Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mohamed Salah dan Menurunnya "Hate Crime" di Kota Liverpool

7 Februari 2022   15:33 Diperbarui: 9 Februari 2022   01:51 3700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gestur khas Mohamed Salah dalam merayakan gol yang dicetaknya. (Sumber: Sporting News Online)

Okay, Mohamed Salah gagal membawa Mesir menjadi juara di Africa Cup of Nations, atau AFCON, edisi 2021. Sedih memang, karena The Pharaohs digadang-gadang bisa menjadi kampiun di final yang digelar pada 5 Februari 2022 di Yaounde.

Namun, Senegal ternyata lebih yahud dibanding Mesir. Sadio Mane dan kawan-kawan unggul adu penalti pada final yang berlangsung pada 6 Februari 2022 di ibu kota Kamerun itu.

Kehadiran Salah di lapangan hijau, baik bersama klubnya, Liverpool, atau bersama tim nasional Mesir, selalu menjadi andalan. Sejak pindah dari AS Roma ke Merseyside, pada 1 Juli 2017, sudah banyak yang dilakukan Salah untuk The Reds.

Pada musim kedua di Anfield, Salah membantu Liverpool menjadi juara Liga Champions 2018-19. Pada musim ketiga, Salah dan kawan-kawan membuat Liverpool menjadi juara Premier League 2019-2020. Gelar juara liga itu adalah yang pertama sejak 1989-1990.

Untuk prestasi pribadi, Salah adalah pencetak gol terbanyak Premier League 2017-18 dan 2018-19. Juga, ia terpilih menjadi Pemain Terbaik Premier League 2017-18.

Akan tetapi, peran Salah di Liverpool tidak hanya di lapangan hijau, namun pengaruhnya juga dirasakan oleh kota Liverpool.

Pemain bernama lengkap Mohamed Salah Hamed Mahrous Ghaly itu menjadi subyek penelitian yang dilakukan oleh para ahli political science dari Universitas Stanford, Universitas Yale, dan Universitas Colorado Boulder. Semuanya di Amerika Serikat.

Para peneliti itu meluncurkan sebuah hasil penelitian yang dimuat di jurnal American Political Science Review, Volume 115, Issue 4, November 2021. Artikel berjudul "Can Exposure to Celebrities Reduce Prejudice? The Effect of Mohamed Salah on Islamophobic Behaviors and Attitudes" itu dimuat secara online oleh Cambridge University Press pada 7 Juni 2021.

Penelitian itu didasarkan pada kehadiran Mohamed Salah, seorang Muslim, pemain sepak bola kelas dunia, di Liverpool. Para peneliti menggunakan data laporan hate crime, atau kejahatan kebencian, dari 25 departemen kepolisian di Inggris antara 2015 hingga 2018.

Dari data itu disaring kejahatan kebencian yang terjadi di Liverpool, termasuk setelah Salah bergabung dengan Liverpool. Terdapat penurunan level hate crime, salah satunya berhubungan dengan Islamofobia, hingga 16 persen di Merseyside jika dibandingkan dengan sebelum Salah datang ke Liverpool.

Lalu, para peneliti juga menganalisa 15 juta cuitan yang dibuat oleh followers klub-klub Premier League Inggris di Twitter. Hanya ditemukan 3,8 persen cuitan anti-Muslim sejak Salah kembali bermain di Inggris, dibandingkan dengan sebelumnya yang mencapai 7,3 persen.

Untuk para suporter Liverpool di Inggris, Salah memiliki tiga kriteria yang membuat pandangan mereka terhadap Islam menjadi berubah.

Yang pertama, mereka selalu menyaksikan Salah di banyak platform. Sebagai pemain inti, Salah adalah pemain regular untuk Liverpool di Premier League. Berarti ada 38 laga, plus turnamen domestik dan tingkat Eropa. Well, kecuali kalau Salah harus absen karena sebab-sebab tertentu.

Di luar lapangan, Salah juga bisa dilihat di media sosial dan tampil juga di banyak iklan dan komersial. Belum lagi acara-acara sepak bola di televisi.

Yang kedua, Salah sukses secara individu, klub, dan level tim nasional selama periode penelitian. Salah mendapat pemberitaan positif di media dan juga perhatian yang positif dari suporter dan rekan satu tim.

Misalnya, pada Mei 2018, Salah tampil di final Liga Champion, sebuah laga tahunan yang banyak diminati oleh suporter sepak bola di seluruh dunia. Satu bulan kemudian, Salah memimpin Mesir lolos ke Piala Dunia untuk pertama kali dalam tiga dekade.

Yang ketiga, identitas Muslim Salah sangat jelas dan terbuka. Nama depannya saja sudah menunjukkan bahwa ia seorang Muslim. Salah bersujud setiap kali mencetak gol, atau dengan mengacungkan kedua telunjuknya ke langit sembari mengucapkan dua kalimat Syahadat.

Putrinya, Makka, diberi nama seperti tempat tersuci umat Islam, Mekkah. Istrinya yang mengenakan hijab sering terlihat di tepi lapangan, mendukung suaminya.

Salah adalah pribadi yang unik. Banyak pemain Muslim di Eropa, mereka juga pesepak bola yang andal. Namun, kebanyakan tidak menunjukkan identitas ke-Islam-an mereka ketika di lapangan, atau bahkan di luar lapangan.

Juergen Klopp, manajer Liverpool, pernah mengatakan bahwa ke-Islam-an Salah adalah bagian yang integral dari identitasnya.

Tidak heran kalau suporter Liverpool lantas membuat chant untuk Salah yang berbunyi sebagai berikut:

If he scores another few
Then I'll be Muslim too.
If he's good enough for you,
He's good enough for me.
Sitting in a mosque
That's where I wanna be.

Atau chant yang satu ini:

Mohamed Salah
A gift from Allah.
He's always scoring
It's almost boring.
So please don't take
Mohamed away.

Sekarang, dengan kenyataan itu, ketika pendukung Liverpool menerima Salah dengan segala atribut Islamnya, apakah Liverpool mau kehilangan pemain Mesir itu hanya gara-gara masalah perpanjangan kontrak?

Kontrak Salah dengan Liverpool akan berakhir pada 30 Juni 2023. Jika tidak ada kesepakatan, maka mulai 1 Januari 2023, sesuai regulasi transfer, Salah sudah bisa melakukan pitching untuk mencari klub baru. Dan, klub baru itu berpotensi untuk mendapatkan Salah secara gratis pada musim panas 2023.

Seandainya polisi Liverpool punya hak untuk ikut menentukan kontrak Salah, maka mereka akan mengatakan perpanjang kontraknya saja, turuti apa yang dia minta. Turunnya kejahatan kebencian di Liverpool sedikit banyak bisa meringankan kerja mereka. Semua berkat Salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun