Sungguh, sejak banjir bandang pada 2020, saya memiliki rasa stres kelas berat yang muncul setiap kali hujan deras dimulai. Agak lebih ringan jika hujan deras terjadi pada pagi atau siang hari. Hari masih terang, sehingga masih bisa tampak dengan jelas.
Yang berabe kalau turun pada malam atau dini hari, di saat seharusnya kita tidur. Malam gelap, kalau ada air yang meningkat tingginya di jalan, akan sulit terlihat. Sudah pasti saya tidak akan bisa tidur saat hujan deras malam hari.
Kapan pun hujan deras itu turun, maka panik dan cemas pun ikut muncul. Tanda pertama yang saya alami adalah perut yang tiba-tiba terasa sangat mulas, sehingga saya harus (maaf) BAB. Kelar buang hajat, bukannya panik mereda, apalagi kalau hujan bertambah deras.
Badan saya akan gemetar. Memang, orang rumah tidak ada yang memperhatikan, karena rupanya saya adalah aktor ulung. Sesungguhnya saya sangat ketakutan. Saya tidak tahu harus berbuat apa, selain terus berdoa.
Oh iya, setiap kali hujan mulai, saya mulai komat-kamit mengucapkan doa agar hujan berhenti. Saya mendapatkannya dari seorang teman. Kadang, doa itu ampuh, kadang tidak. Allah yang Maha Mengatur. Jika Ia ingin hujan deras, ya hujan deraslah terus.
Isi doa itu adalah sebagai berikut:
"Allaahumma hawaalainaa wa laa 'alainaa. Allaahumma 'alal aakaami, wazh-zhiroobi, wa buthunil audiyati, wa manaabitisy-syajar."
Artinya:
"Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan yang merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan di dataran tinggi, bukit, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan." (HR Al-Bukhari 933 dan Muslim 897).
Doa tersebut dibaca saat hujan lebat dengan tujuan agar hujan berhenti. Saya tetap mengucapkannya, di dalam hati, ketika sedang berada di dalam toilet. Padahal, di dalam toilet dilarang untuk menyebutkan Allah. Tapi, saya tetap mengucapkan doa itu, tanpa henti, ketika hujan turun dengan lebat.
Selain berdoa, saya juga memaksakan diri untuk berpikir bahwa benda-benda di dalam rumah yang akan rusak akibat banjir hanyalah benda-benda belaka. Tidak lebih. Bisa diganti lagi.