Beberapa hari lalu, saya menghabiskan, nyaris seorang diri, satu kilogram buah lengkeng dalam dua hari. Terlalu banyak? Terlalu rakus? Well, karena orang rumah ternyata tidak seantusias saya dalam menghadapi lengkeng. Yang satu, karena pernah menderita GERD, maka buah bergetah seperti lengkeng menjadi salah satu pantangan. Yang lainnya karena tidak doyan buah ini.
Untuk saya, lengkeng adalah salah satu buah favorit, selain durian, rambutan, leci, semangka, melon, anggur, sawo, pir jenis tertentu, dan beberapa jenis lainnya. Tapi, saya tidak suka apel. Asli! Saya tidak suka apel.
Saya juga tak suka pisang, tapi saya masih memakannya ketika kaki saya kram. Menurut beberapa literatur yang saya baca, kram disebabkan, salah satunya, oleh kekurangan kalium. Pisang adalah salah satu sumber kalium kelas wahid. Oleh sebab itu, setiap kali kaki saya kram, pisang ambon menjadi sasaran. Satu buah saja sudah cukup.
Kembali ke lengkeng.
Biasanya kita menyebutnya dengan nama klengkeng atau kelengkeng. Setelah saya cek di Kamus Besar Bahasa Indonesia versi online, ternyata kata bakunya adalah lengkeng. Klengkeng dan kelengkeng tidak salah, karena itu adalah istilah sehari-hari, namun tidak baku.
Nama lain lengkeng adalah longan, diambil dari nama latinnya, Dimocarpus longan. Lengkeng adalah anggota keluarga lerak-lerakan atau Sapindaceae. Merupakan buah yang tumbuh di Asia Tenggara, termasuk Indonesia tentunya.
Rasa buah lengkeng sangat enak, menurut saya. Segar, manis, berair alias juicy. Menyantap beberapa gram buah lengkeng tidak membutuhkan waktu lama. Sekali sudah menyantap buah ini, maka sulit untuk berhenti. Well, kecuali kalau buahnya sudah habis.
Lengkeng memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Menurut situs Nutrition Advance, balam setiap buah, lengkeng mengandung 82,75 persen air. Sehingga, buah ini bisa menjadi pilihan agar tubuh tidak kekurangan air.
Menurut situs itu juga, lengkeng juga mengandung vitamin C, B2, B1, dan B3. Selain itu, kandungan nutrisinya kaya akan karbohidrat, meski seratnya rendah, demikian pula dengan lemak dan protein. Lengkeng juga mengandung banyak mineral, yaitu tembaga, kalium, mangan, magnesium, fosfor, zat besi, zinc, dan kalsium.
Manfaat lengkeng untuk kesehatan
Lengkeng adalah salah satu sumber terbaik vitamin C, nutrien esensial yang penting berkat kandungan antioksidan.
Dalam 100 gram lengkeng, terdapat 84 mg vitamin C. Jumlah itu setara dengan 140 persen kebutuhan harian vitamin tersebut. Jadi, sudah berlebih. Bahkan tak perlu lagi menyantap buah sumber vitamin C lainnya.
Lengkeng juga sumber polifenol, sebuah senyawa kimia yang memiliki pengaruh positif terhadap tekanan darah, kandungan lemak tubuh, anti peradangan, dan resistensi insulin.
Polifenol memang ada di bagian buah, namun menurut hasil penelitian yang dimuat di situs National Center for Biotechnology Information, kandungan polifenol terbanyak ada di biji dan kulit buah. Kita tak mungkin mengunyah biji atau kulitnya. Karena itu, saya pikir mungkin saja ada ekstrak biji dan kulit lengkeng untuk keperluan itu.
Menurut situs Dr. Axe, manfaat lain lengkeng adalah buah ini mungkin memiliki efek antivirus, antijamur, dan antibakteri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fitokimai dan polisakarida yang ditemukan di lengkeng mungkin bisa membantu kesehatan dan fungsi pencernaan, terutama usus. Juga membantu sistem kekebalan tubuh. Jadi, lengkeng bisa saja mencegah flu, berbagai penyakit kulit, bahkan mungkin kanker. Tapi, itu masih dalam tahap penelitian ya.
Kalau menurut Traditional Chinese Medicine, manfaat lengkeng adalah sebagai berikut:
* Mengurangi bengkak
* Mengurangi sakit perut
* Untuk obat akibat digigit ular (biji lengkeng ditekan di kulit kita untuk mengurangi sakit dan peradangan setelah digigit ular, demikian menurut sejarahnya)
* Menambah energi dan mengurangi rasa lelah
* Memberi efek menenangkan, sehingga membantu meningkatkan kualitas tidur
* Membantu mengatur mood yang berhubungan dengan depresi
* Membentengi dari efek negatif stres
* Mendukung fungsi kognitif dan daya ingat
Kalau ingin tahu apa saja manfaat yang lain dari lengkeng, bisa dilihat di situs berikut: 1, 2.
Efek samping
Yang pertama, dan saya pikir yang paling penting, jangan membuka buah lengkeng dengan menggigit kulitnya. Pakailah jari-jari Anda. Sebab, lengkeng bisa saja disemprot dengan pestisida selama masa pertumbuhan dan akan tertinggal di kulit buah. Jika Anda menggigit kulitnya, maka residu pestisida akan mendarat di dalam mulut dan akan terbawa ke dalam pencernaan dan terserap ke pembuluh darah.
Lalu, jenis makanan apapun akan membawa efek samping jika disantap secara berlebihan. Demikian pula dengan lengkeng.
Menurut situs Halo Sehat, karena kandungan karbohidrat yang tinggi, maka konsumsi berlebihan lengkeng bisa menyebabkan tubuh kesulitan memroses pemecahan lemak dan asam urat, sehingga memicu tingginya kadar gula dalam darah. Kondisi itu sangat berbahaya untuk mereka yang memiliki riwayat diabetes, bahkan juga untuk mereka yang tidak memilikinya.
Karbohidrat dalam lengkeng membuat gula meningkat dan mengubahnya menjadi lemak. Jika konsumsi berlebihan berlangsung lama, maka akan terjadi penambahan berat tubuh, sehingga akan terjadi kegemukan.
Terlalu banyak makan lengkeng juga akan menurunkan nafsu makan. Bagaimana ya, buah ini memiliki efek mengenyangkan, sehingga saat waktunya makan tak ada lagi selera.
Oh iya, sebaiknya menyantap lengkeng jangan pagi-pagi sebelum sarapan. Efeknya bisa menimbulkan keracunan. Ditandai dengan mual-mula, sakit perut, muntah, dan sakit kepala. Jadi, lebih baik disantap setelah makan.
Efek-efek samping lain dari konsumsi berlebih lengkeng bisa dibaca di link ini.
Jadi, silakan menikmati lengkeng. Buah ini banyak manfaat. Hanya saja, harus diingat untuk menahan diri. Rasa enak lengkeng memang memabukkan, sehingga bisa tak terhingga jumlah buah yang dilahap. Akibatnya akan timbul efek samping. Jangan sampai begitu, ya.
Sehat selalu semuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H