Namun, saya harus puasa sambal dulu selama beberapa pekan. Setelah merasa benar-benar sehat, saya mulai lagi deh makan sambal. Test the water dulu, atau dalam hal ini, test the sambal.
Sekarang, saya sedang tergila-gila menyantap lauk apa saja dengan sambal hijau padang. Saya lebih hati-hati, memastikan harus pakai nasi setiap kali makan.Â
Porsi sambalnya pun tak berlebihan. Meski demikian, adik saya selalu mengingatkan. "Mbak, mulut kamu mungkin tahan dengan pedasnya sambal, tapi tidak dengan perutmu," dia selalu bilang seperti itu.
Tentu saja, saya sangat berhati-hati sekarang. Apalagi usia sudah tak semuda dulu lagi. Sambal tetap disantap, tapi perut, atau lambung, harus disayang-sayang, supaya tidak kemalangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H