Pada akhir pertandingan itu, bukan Ole yang kehilangan pekerjaan, melainkan manajer Spurs, Nuno Espirito Santo, yang harus menganggur. Kursi jabatannya kini sudah diisi oleh eks manajer Chelsea, Antonio Conte.
Menurut banyak berita, Ole diberi kesempatan untuk meyakinkan para petinggi United melalui tiga laga. Yang pertama lawan Spurs, yang sudah dilalui dengan gemilang. Dua laga berikut adalah menjamu klub sekota, Manchester City, pada 6 November akhir pekan ini, dan yang terakhir adalah menyambangi markas Watford pada 20 November mendatang.
Mungkin seharusnya Ole juga memikirkan tiga partai berikut setelah tiga di atas, yaitu melawan tiga klub London: Chelsea, Arsenal, dan Crystal Palace. Semoga saja Ole masih ada di Old Trafford, saat United menghadapi tiga klub London itu.
Menurut artikel di NBC Sports, Ole mungkin akan diberi kesempatan untuk menstabilkan kembali United, demi bisa membawa klub itu ke posisi empat besar Premier League pada akhir musim, agar bisa mendapatkan satu tiket ke Liga Champions musim depan.
Bisa juga dengan menjadikan United finalis salah satu piala, entah itu domestik atau di Eropa. Tidak perlu menang, yang penting ada di final. Kalau bisa menang, namanya bonus.
Apakah semua itu sudah cukup untuk menyelamatkan karier Ole, membuatnya bisa bertahan hingga akhir musim ini dan melanjutkannya musim depan?
Mungkin tidak cukup, jika diingat uang yang telah dibelanjakan untuk beli pemain, kualitas pemain yang ada di skuat musim ini, dan juga ekspektasi para suporter.
Tapi, ada satu faktor yang menguntungkan Ole. Meski #OleOut berkumandang di media sosial, namun di dunia nyata pria asal Norwegia itu masih dicintai suporter United. Mereka tak akan lupa kiprah Ole ketika membawa United menjadi juara Liga Champions 1999.
Usai dibantai 0-5 oleh Liverpool akhir pekan lalu, Ole masih menyempatkan diri untuk menandatangani berbagai memorabilia yang disodorkan para pemburu tanda tangan. Ole bahkan mau berpose untuk selfie bersama suporter. Mereka membesarkan hati Ole dan Ole berjanji bahwa United akan melupakan kekalahan dan kembali dengan lebih kuat.
Untuk mereka, Ole adalah legenda. Suporter, terutama yang sudah menjadi penonton ketika Ole masih menjadi pemain, akan mendukungnya.
Akan tetapi, United ingin move on. Para pembesar klub juga ingin move on, dengan atau tanpa Ole.