Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Antara Qatar, Les Parisiens, El Barca, dan Piala Dunia 2022

13 Agustus 2021   08:00 Diperbarui: 13 Agustus 2021   08:00 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sangat wajar jika Qatar Sports Investments, sebuah perusahaan investasi bentukan pemerintah Qatar, menjadi topik yang paling banyak dibicarakan belakangan ini. Coba saja search di Google. Tulis kata "Qatar" dan akan langsung muncul usulan lengkap "Qatar Sports Investments".

QSI menjadi trending, tak lain tak bukan, karena mereka adalah pemilik klub terbesar di Prancis, Paris Saint-Germain. Les Parisiens baru saja kedatangan satu pemain penting. Tidak ada uang transfer yang dikeluarkan oleh PSG untuk mendapatkan Lionel Messi alias gratisan. Well, kecuali adanya signing on fee yang diterima Messi, yang menurut L'Equip, jumlahnya adalah 25 juta euro.

Akan tetapi, tidak ada klub lain yang mampu, atau mau, menggaji Messi sebanyak 40 juta euro per tahun, kecuali PSG. Dua tahun saja tidak mau, apalagi kalau Messi mau bergabung satu musim lagi. Berarti, PSG akan mengeluarkan 120 juta euro kalau Messi memutuskan untuk membela klub itu selama tiga musim.

Sebenarnya, kalau dirunut ke belakang, Qatar sudah berhubungan dengan klub Messi sebelumnya, Barcelona, yaitu melalui Qatar Foundation. Mereka adalah shirt sponsor berbayar pertama untuk Barcelona.

Memang, Barcelona terlebih dahulu memasang logo badan PBB, UNICEF, di kaus mereka sejak musim 2006-07 hingga 2010-11. Namun, tidak ada uang yang dikeluarkan UNICEF untuk El Barca.

Sebab, menurut situs UNICEF, Barcelona dan UNICEF sama-sama punya visi untuk mensejahterakan anak-anak di seluruh dunia. Malah, UNICEF justru mendapat penghasilan sebanyak 19 juta euro dari kerjasama dengan Barcelona.

Beda urusannya dengan Qatar Foundation. Pada 10 Desember 2010, Barcelona menyetujui kontrak sponsor dengan QSI untuk memasang nama "Qatar Foundation" di bagian depan kaus seragam Barcelona. Barcelona mendapat 170 juta euro untuk lima tahun.

Kontrak itu mengakhiri tradisi Barcelona yang tak menerima uang dari sponsor untuk dipasang di bagian seragam.

Perjanjian itu juga termasuk sebuah clause yang menyebutkan bahwa QSI dizinkan untuk mengubah sponsor setelah dua tahun berjalan. Jadi, pada Juli 2013, Qatar Airways menggantikan Qatar Foundation.

Qatar Airways meneruskan kontrak yang dibuat oleh Qatar Foundation hingga 2014. Setelah itu, Qatar Airways membayar 96 juta euro untuk kontrak hingga 2017.

Menurut The Guardian, Javier Faus, wakil presiden Barcelona untuk ekonomi dan presiden pada 2013 mengatakan bahwa dengan uang kontrak itu, Qatar Airways tidak hanya bisa memasang logo di dada pemain, namun juga di fasade Stadion Camp Nou, di kursi-kursi stadion, serta: "Akan selalu ada tempat untuk mereka di museum".

Kira-kira bersamaan dengan kontrak Qatar Foundation dengan Barcelona, QSI membeli Paris Saint-Germain pada Mei 2011. Sebelum berkelana di dunia sepak bola bersama Barcelona dan PSG, Qatar terlebih dahulu terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 pada 2 Desember 2010.

Namun, sebelum Qatar terpilih menjadi tuan rumah PD 2022 dan QSI mengakuisisi PSG, ada kisah makan siang yang dilakukan oleh presiden Prancis waktu itu, Nicolas Sarkozy, bersama Michel Platini, presiden UEFA, dan Tamim bin Hamad Al Thani, yang mendirikan QSI pada 2005 dan sekarang menjadi Emir Qatar.

Platini sudah tahu bahwa Sarkozy ingin agar QSI membeli PSG. Selain itu, Platini juga tahu bahwa ia "diminta" untuk memilih Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, namun membantah bahwa presiden Prancis mempengaruhi suara pilihannya untuk Qatar.

Putra Platini, Laurent, ketika itu juga ditawari kerja menjadi chief executive Burrda, perusahaan pakaian olahraga yang dimiliki oleh QSI. Platini mengatakan tawaran kerja itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan fakta ia menjatuhkan plihannya untuk Qatar.

Menurut BBC, pada Juni 2019, Platini diperiksa soal vote yang dilakukannya untuk memilih Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Platini dianggap memberikan "hadiah" sebagai tuan rumah untuk Qatar.

Entahlah, apakah acara makan siang tripartit yang tadi disebutkan ada hubungannya dengan Piala Dunia 2022.

Yang pasti, Qatar belum kelar berinvestasi di sepak bola. Tidak jelas apa motif negeri itu, mengapa mereka memilih sepak bola.

Kalau menurut saya, Qatar itu kelebihan duit. Olahraga adalah salah satu jalan untk mereka unjuk taring, namun mereka harus mereka harus memilih satu cabang yang penggemarnya tersebar di seluruh dunia: Sepak bola.

Sebagai negara, ukuran Qatar tidak ada apa-apanya. Mau gede-gedean ukuran? Jelas Qatar tidak mau. Luas negara mereka hanya 11.581 km persegi. Kalau di Indonesia, luasnya mirip-mirip dengan Jabodetabek yang punya luas 11.037 km persegi.

Dari segi jumlah penduduk, Qatar tidak ada apa-apanya dibanding Jabodetabek. DKI Jakarta saja berpopulasi lebih dari 11 juta orang menurut catatan 2020. Sementara Qatar hanya berpenduduk 2,8 juta jiwa pada tahun yang sama, hanya sedikit lebih banyak dibanding Kota Bekasi yang diisi oleh 2,34 juta orang.

Pada awal 2017, populasi Qatar adalah 2,6 juta orang; 313 ribu adalah penduduk asli Qatar dan sisanya, 2,3 juta orang, adalah ekspatriat.

Tapi dari segi kekayaan, Qatar bukan main kayanya. Perkembangan ekonomi Qatar hanya bersumber dari industri minyak dan gas alam, yang semuanya dimulai pada 1940. Menurut buku berjudul "The Strange Power of Qatar" yang ditulis oleh Hugh Eakin, Qatar adalah pengekspor utama gas alam cair atau LNG.

Sebagai hasilnya, Qatar menjadi negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di dunia. Penduduknya yang tidak mencapai 3 juta orang itu tidak ada yang hidup di bawah garis kemiskinan. Tingkat pengangguran kurang dari 1 persen.

Selain itu, Qatar juga adalah negara bebas pajak penghasilan. Asyik, 'kan? Bersama Bahrain, Qatar menjadi salah satu negara dengan pajak terendah di Planet Bumi. GDP Qatar pada 2021 adalah 166 miliar dolar AS, berada di urutan ke-54 di antara negara-negara di dunia.

Pendeknya, Qatar adalah negeri kecil, tapi bertaji.

PSG menjadi klub yang kecipratan duit tak bernomor seri milik Qatar. Pada Juni 2011, QSI membeli 70 persen saham PSG. Lantas, pada Maret 2012, QSI membeli sisa 30 persen saham senilai 100 juta euro. Dengan kepemilikian 100 persen oleh QSI, maka PSG menjadi sebuah klub yang dimiliki oleh sebuah negara dan itu bukan Prancis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun