Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Streaming Olimpiade 2020, Sambungan Internet Harus Tokcer!

31 Juli 2021   19:23 Diperbarui: 31 Juli 2021   19:36 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Streaming menjadi salah satu fenomena yang dipersembahkan oleh jaringan internet. Kita bisa menyaksikan tontonan apa pun dengan streaming, yang bisa dilakukan melalui berbagai jenis gawai yang didukung oleh sambungan internet. Apakah itu PC, laptop, atau smartphone alias telepon pintar.

Dengan layanan streaming, kita tidak lagi harus terpaku di depan pesawat televisi. Nonton tayangan apa saja bisa dilakukan di mana saja, kapan saja. Termasuk laga-laga yang digelar selama Olimpiade 2020 di Tokyo.

Kebetulan tontonan televisi di rumah saya memakai televisi kabel, yang sayangnya si provider tv kabel itu tidak punya hak siar untuk menayangkan Olimpiade 2020. Dua saluran televisi yang menayangkannya tidak bisa disaksikan melalui saluran terestrial. Kami tidak berhasil menyambungkan antena terestrial ke televisi. Selalu gagal. Entah mengapa. Tayangannya selalu penuh semut. Alhasil, selama Olimpiade 2020 ini kami harus nonton melalui streaming.

Untuk bisa menyaksikan siaran streaming yang lancar tanpa gangguan, tentunya dibutuhkan aliran internet yang tiada henti dan juga harus lancar.

Di rumah, kami hanya memberdayakan smartphone sebagai mobile hotspot untuk sumber internet. Kami memilih provider plat merah, karena memang provider itu yang paling stabil dibanding yang lainnya.

Beberapa tahun lalu, ketika kebutuhan internet mulai dibutuhkan, kami memasang WiFi melalui sebuah provider. Karena saat itu, kami baru punya 1 PC, maka 1 sambungan saja sudah cukup.

Namun, ketika kami juga mulai punya laptop, maka router pun dipasang. Sehingga, dua gawai bisa mendapat sambungan internet secara bersamaan. Selanjutnya, smartphone mulai kami pakai. Router pun makin berguna. Semua gawai bisa memakai internet pada saat bersamaan dengan kualitas yang sama.

Sayangnya, provider tersebut harus bubar, gara-gara perusahaan induknya gonjang-ganjing. Terpaksa kami harus ganti penyedia layanan WiFi.

Wah, yang satu ini bukan main. Sedikit-sedikit mati, jadi router harus sering di-restart. Sebal sekali. Jauh dari mengesankan dibandingkan dengan provider sebelumnya.

Akhirnya, kami memutuskan untuk memakai ponsel sebagai mobile hotspot. Semula, kami belum pakai telepon pintar. Pakainya hape yang biasa banget. Provider-nya pun belum yang plat merah.

Lah, mosok setiap kali harus memakai, si ponsel harus diletakkan di dekat jendela, supaya dapat sinyal. Sama sekali tidak ada kekuatan yang memancar.

Walhasil, kami membeli sebuah smartphone khusus untuk mobile hotspot, lengkap dengan SIM card dari provider plat merah prabayar dan paket data. Lancar deh sampai sekarang. Tugas kami hanya mengisi paket data setiap bulan dengan kuota sebesar 60 GB.

Selain smartphone massal itu, saya juga memakai smartphone saya sebagai mobile hotspot pribadi, terutama kalau saya harus kerja dengan laptop. Maksudnya supaya tidak mengurangi kuota di smartphone bareng-bareng itu tadi.

Kebetulan, saya selalu memakai provider pascabayar milik BUMN sejak pertama kali punya hape lebih dari 20 tahun lalu. Jadi, saya tinggal membeli paket data yang disediakan oleh aplikasi pascabayar tersebut. Saat ini, saya memakai paket unlimited dengan kuota yang lumayan besar. Bisa foya-foya!

Dengan kuota sebanyak itu, nonton Olimpiade 2020 lewat streaming juga tak takut kehabisan kuota. Akan tetapi, saya punya cara untuk sedikit menghemat. Sejauh ini, saya hanya menyaksikan tayangan hanya saat atlet-atlet Indonesia berlaga. Sementara, aksi atlet-atlet internasional akan saya tonton hanya untuk cabang-cabang tertentu, seperti renang dan atletik. Tenis juga ditonton kalau sedang ada jadwal pertandingan.

Yang penting, internet harus tokcer jika harus menonton apapun melalui tayangan streaming. Jangan sampai tayangan tiba-tiba terhenti gara-gara internet ngadat atau kuota habis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun