Streaming menjadi salah satu fenomena yang dipersembahkan oleh jaringan internet. Kita bisa menyaksikan tontonan apa pun dengan streaming, yang bisa dilakukan melalui berbagai jenis gawai yang didukung oleh sambungan internet. Apakah itu PC, laptop, atau smartphone alias telepon pintar.
Dengan layanan streaming, kita tidak lagi harus terpaku di depan pesawat televisi. Nonton tayangan apa saja bisa dilakukan di mana saja, kapan saja. Termasuk laga-laga yang digelar selama Olimpiade 2020 di Tokyo.
Kebetulan tontonan televisi di rumah saya memakai televisi kabel, yang sayangnya si provider tv kabel itu tidak punya hak siar untuk menayangkan Olimpiade 2020. Dua saluran televisi yang menayangkannya tidak bisa disaksikan melalui saluran terestrial. Kami tidak berhasil menyambungkan antena terestrial ke televisi. Selalu gagal. Entah mengapa. Tayangannya selalu penuh semut. Alhasil, selama Olimpiade 2020 ini kami harus nonton melalui streaming.
Untuk bisa menyaksikan siaran streaming yang lancar tanpa gangguan, tentunya dibutuhkan aliran internet yang tiada henti dan juga harus lancar.
Di rumah, kami hanya memberdayakan smartphone sebagai mobile hotspot untuk sumber internet. Kami memilih provider plat merah, karena memang provider itu yang paling stabil dibanding yang lainnya.
Beberapa tahun lalu, ketika kebutuhan internet mulai dibutuhkan, kami memasang WiFi melalui sebuah provider. Karena saat itu, kami baru punya 1 PC, maka 1 sambungan saja sudah cukup.
Namun, ketika kami juga mulai punya laptop, maka router pun dipasang. Sehingga, dua gawai bisa mendapat sambungan internet secara bersamaan. Selanjutnya, smartphone mulai kami pakai. Router pun makin berguna. Semua gawai bisa memakai internet pada saat bersamaan dengan kualitas yang sama.
Sayangnya, provider tersebut harus bubar, gara-gara perusahaan induknya gonjang-ganjing. Terpaksa kami harus ganti penyedia layanan WiFi.
Wah, yang satu ini bukan main. Sedikit-sedikit mati, jadi router harus sering di-restart. Sebal sekali. Jauh dari mengesankan dibandingkan dengan provider sebelumnya.
Akhirnya, kami memutuskan untuk memakai ponsel sebagai mobile hotspot. Semula, kami belum pakai telepon pintar. Pakainya hape yang biasa banget. Provider-nya pun belum yang plat merah.