"Rakyat Hungaria sangat menantikan untuk bisa menjadi tuan rumah turnamen seperti Euro 2020. Apalagi, kami memiliki sebuah stadion nasional yang modern," kata Gyorgy Szollosi, editor in chief surat kabar lokal, Nemzeti Sport.
Meski demikian, tentu saja ada kritik yang berdatangan yang ditujukan kepada pemerintah Hungaria. Penyebabnya tentu saja karena masih adanya Covid-19. Bahkan, pada Maret dan April lalu, Hungaria mengalami rata-rata kematian tertinggi akibat Covid-19.
Menurut data dari Reuters, ada 807.209 kasus Covid-19 di Hungaria, dengan 29.944 kematian hingga tulisan ini dibuat. Dari segi vaksinasi, Hungaria telah menyuntikkan sedikitnya 9.424.351 dosis vaksin. Jadi, dengan asumsi setiap orang sudah menerima 2 dosis, maka sudah ada sekitar 48,2 persen penduduk yang telah menerima vaksin.
Meski demikian, angka itu masih jauh dari syarat herd immunity atau kekebalan kelompok, sebab jumlah penduduk Hungaria sekitar 9,7 juta orang. Jadi, belum ada sedikitnya 80 persen dari total populasi yang menerima vaksin.
Supaya tidak terjadi "tsunami" Covid-19 di Hungaria kelar menggelar Euro 2020, UEFA dan pemerintah lokal Hungaria sudah membuat sederet protokol yang harus dipatuhi oleh semua calon penonton di Puskas Arena.
Setiap penonton harus bisa menunjukkan surat tes PCR Covid-19 dengan hasil negatif. Tes tersebut harus dilakukan dalam waktu 72 jam sebelum memasuki Hungaria.Â
Surat lainnya adalah calon penonton harus memiliki sertifikat yang menyebutkan bahwa ia telah terinfeksi Covid-19 tidak lebih dari enam bulan sebelum memasuki Hungaria. Jika belum pernah terinfeksi, maka ia harus punya sertifikat vaksinasi.Â
Jadi, itu syarat-syarat yang harus dimiliki oleh penonton yang berasal dari luar Hungaria, selain tiket pertandingan tentunya. Kalau tidak punya surat-surat tersebut, maka karantina adalah langkah berikutnya. Namun, siapa yang mau harus masuk karantina?
Sepuluh negara lain yang menjadi tuan rumah di Euro 2020 juga memiliki sederet protokol tersendiri. Karena itulah, presiden UEFA saat ini, Aleksander Ceferin, pusing bukan kepalang.
Ceferin mengatakan ia tidak mau lagi menggelar sebuah turnamen dengan banyak negara tuan rumah. Mungkin kalau tidak ada pandemi, bisa jadi akan lebih mudah. Namun, Covid-19 memang membuat semua aspek kehidupan menjadi runyam.
Ceferin berkata seperti itu, karena Euro 2020 dengan tuan rumah tersebar seperti saat ini bukanlah idenya. Itu adalah ide pendahulunya, Michel Platini.