Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Seratus Persen Puskas Arena

16 Juni 2021   20:50 Diperbarui: 24 Juni 2021   09:43 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puskas Arena hampir penuh ketika Hungaria menghadapi Portugal (Kredit foto: Sportsmetro)

Bukan, bukan hasil 100 persen menang yang diraih oleh Hungaria saat menghadapi Portugal di Puskas Arena, 15 Juni 2021. Sebab, pada saat itu, Hungaria 100 persen kalah, dibantai 0-3 oleh Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan.

Puskas Arena adalah stadion markas tim nasional Hungaria yang berlokasi di Budapest. Dan, berbeda dengan 10 stadion di 10 negara tuan rumah lainnya pada gelaran Euro 2020, Hungaria siap untuk membuka stadion tersebut dengan kapasitas penuh alias 100 persen. Kapasitas stadion itu adalah 67.215 tempat duduk. Berarti setidaknya akan ada 67 ribu pasang mata yang mengisi stadion.

Sementara, stadion-stadion tuan rumah lainnya paling banyak hanya diisi 50 persen dari kapasitas total.

Lalu, mengapa Hungaria memutuskan untuk melakukan hal itu?

Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, sangat ingin memamerkan negaranya di panggung sepak bola internasional. Selain itu, Orban juga mendorong agar Stadion Puskas Arena bisa penuh diisi penonton.

Setelah lebih dari satu musim kita terbiasa menyaksikan pertandingan liga-liga Eropa dengan stadion kosong tanpa makhluk hidup di penjuru tribun, tiba-tiba ada puluhan ribu penonton yang memenuhi stadion. Meski hanya 25 persen dari kapasitas total, toh stadion itu terlihat sangat riuh.

Ngeri juga melihat penonton sedemikian banyak di stadion, sebagian besar bergerombol; ada yang memakai masker wajah, sebagian besar "lupa" pakai masker.

Tentu saja Orban tidak gegabah menerima penonton begitu saja untuk memasuki stadion, apalagi pandemi Covid-19 jauh dari kelar.

"Siapa pun yang terdaftar untuk menyaksikan pertandingan di stadion harus sudah divaksin. Dengan kartu vaksinasi yang dimiliki, maka mereka akan punya kesempatan untuk menyaksikan pertandingan di stadion," kata Orban, seperti dikutip dari AP.

Stadion Puskas Arena, yang dibuka pada 2019, akan menjadi tempat untuk dua partai yang dilakukan oleh Hungaria; versus Portugal dan Prancis. Selain itu, stadion itu juga akan menjadi tuan rumah untuk laga Prancis melawan Portugal dan satu lagi untuk laga babak 16 Besar.

Sejak diresmikan, stadion itu lebih sering dalam keadaan kosong gara-gara pandemi Covid-19. Jadi, dengan adanya Euro 2020 ini, di mana Hungaria lolos lagi setelah Euro 2016, Hungaria dan penduduknya tidak mau buang waktu dengan tidak mengisi stadion dengan kapasitas penuh. Jarang-jarang Hungaria menjadi tuan rumah sebuah turnamen internasional.

"Rakyat Hungaria sangat menantikan untuk bisa menjadi tuan rumah turnamen seperti Euro 2020. Apalagi, kami memiliki sebuah stadion nasional yang modern," kata Gyorgy Szollosi, editor in chief surat kabar lokal, Nemzeti Sport.

Meski demikian, tentu saja ada kritik yang berdatangan yang ditujukan kepada pemerintah Hungaria. Penyebabnya tentu saja karena masih adanya Covid-19. Bahkan, pada Maret dan April lalu, Hungaria mengalami rata-rata kematian tertinggi akibat Covid-19.

Menurut data dari Reuters, ada 807.209 kasus Covid-19 di Hungaria, dengan 29.944 kematian hingga tulisan ini dibuat. Dari segi vaksinasi, Hungaria telah menyuntikkan sedikitnya 9.424.351 dosis vaksin. Jadi, dengan asumsi setiap orang sudah menerima 2 dosis, maka sudah ada sekitar 48,2 persen penduduk yang telah menerima vaksin.

Meski demikian, angka itu masih jauh dari syarat herd immunity atau kekebalan kelompok, sebab jumlah penduduk Hungaria sekitar 9,7 juta orang. Jadi, belum ada sedikitnya 80 persen dari total populasi yang menerima vaksin.

Supaya tidak terjadi "tsunami" Covid-19 di Hungaria kelar menggelar Euro 2020, UEFA dan pemerintah lokal Hungaria sudah membuat sederet protokol yang harus dipatuhi oleh semua calon penonton di Puskas Arena.

Setiap penonton harus bisa menunjukkan surat tes PCR Covid-19 dengan hasil negatif. Tes tersebut harus dilakukan dalam waktu 72 jam sebelum memasuki Hungaria. 

Surat lainnya adalah calon penonton harus memiliki sertifikat yang menyebutkan bahwa ia telah terinfeksi Covid-19 tidak lebih dari enam bulan sebelum memasuki Hungaria. Jika belum pernah terinfeksi, maka ia harus punya sertifikat vaksinasi. 

Jadi, itu syarat-syarat yang harus dimiliki oleh penonton yang berasal dari luar Hungaria, selain tiket pertandingan tentunya. Kalau tidak punya surat-surat tersebut, maka karantina adalah langkah berikutnya. Namun, siapa yang mau harus masuk karantina?

Sepuluh negara lain yang menjadi tuan rumah di Euro 2020 juga memiliki sederet protokol tersendiri. Karena itulah, presiden UEFA saat ini, Aleksander Ceferin, pusing bukan kepalang.

Ceferin mengatakan ia tidak mau lagi menggelar sebuah turnamen dengan banyak negara tuan rumah. Mungkin kalau tidak ada pandemi, bisa jadi akan lebih mudah. Namun, Covid-19 memang membuat semua aspek kehidupan menjadi runyam.

Ceferin berkata seperti itu, karena Euro 2020 dengan tuan rumah tersebar seperti saat ini bukanlah idenya. Itu adalah ide pendahulunya, Michel Platini.

Pada 2012, Platini memutuskan untuk menggelar Euro 2020 di banyak negara. Maksudnya untuk merayakan 60 tahun Piala Eropa sejak digelar pertama kali pada 1960. Akan tetapi, Platini tidak punya kesempatan untuk mengurus turnamen itu. Ia ditangkap dengan tuduhan korupsi pada 2015.

Lalu, berapa persen penonton yang diperbolehkan untuk mengisi masing-masing dari 10 stadion lainnya yang juga menggelar Euro 2020?

Yang pertama ada Johan Cruijff Arena di Amsterdam. Kapasitas totalnya adalah 55.500 penonton. Menggelar empat pertandingan selama turnamen, pihak berwenang hanya mengizinkan 25 persen dari kapasitas total, sehingga maksimal ada sekitar 12.000 penonton yang hadir pada tiap laga.

Di Azerbaijan, Stadion Olimpik di Baku menjadi tuan rumah. Bisa menampung total 69.870 penonton, pemerintah Azerbaijan lebih baik hati dibanding di Belanda. Stadion Olimpik di Baku boleh diisi 50 persen dari kapasitas atau maksimal 35.000.

Rumania tidak lolos ke Euro 2020, namun stadion utama yang terletak di Bukarest, Arena Nationala, tetap menjadi tuan rumah seperti rencana awal. Berkapasitas total 55.634, Arena Nationala hanya boleh diisi paling banyak 14.000 penonton atau 25 persen untuk tiap pertandingan. Arena Nationala kebagian jatah menggelar tiga pertandingan.

Stadion Parken di Kopenhagen, Denmark, adalah stadion terkecil di antara 11 stadion penggelar Euro 2020. Kapasitas totalnya 38.065 penonton. Hanya maksimal 12 ribu orang, atau 30 persen, yang bisa menyaksikan pertandingan secara langsung. Parken bersiap untuk menjadi tuan rumah untuk empat pertandingan.

Hampden Park di Glasgow, Skotlandia, hanya akan terisi maksimal 12.000 penonton, atau 25 persen dari 50.000, untuk masing-masing dari empat pertandingan yang digelar di sana.

Stadion yang menggelar paling banyak pertandingan, delapan laga, Stadion Wembley di London, akan menjadi tempat untuk dua semifinal dan final, selain tiga laga di fase grup dan dua di babak 16 Besar. Untuk laga grup, Wembley hanya terisi 22.500 penonton atau sekitar 25 persen dari 90.000. Namun, rencananya di laga babak knock-out, Wembley akan mengisi penuh stadion itu, alias 100 persen, terutama jika Inggris berada di semifinal dan final.

Stadion besar lainnya, Allianz Arena, di Muenchen, Jerman, hanya akan terisi 14.000 penonton. Itu sekitar 22 persen dari kapasitas total 70.000.

Stadio Olimpico di Roma, Italia, juga tidak mau ambil risiko dengan mengisi stadion itu dengan banyak penonton. Dengan kapasitas total 72.698 penonton, Olimpico hanya akan diisi 25 persennya, atau maksimal 20.000.

Rusia diwakili oleh Stadion Krestovsky di Saint Petersburg. Menggelar tujuh laga selama Euro 2020, Krestovsky hanya diisi 35.000 orang, atau 50 persen dari 67.800.

Terakhir Estadio de la Cartuja di Sevilla, Spanyol. Pintu-pintu stadion itu hanya akan terbuka untuk 20.000 penonton, atau 30 persen dari kapasitas total 60.000.

Protokol yang ketat akan memungkinkan Euro 2020 tidak menjadi klaster besar Covid-19 setelah turnamen itu selesai. Sebab, meski vaksinasi menjadi salah satu syarat, toh orang yang telah menerima vaksin pun masih bisa tertular. Semoga saja UEFA tidak harus menjadi pihak yang bertanggung jawab jika Eropa tiba-tiba dilanda gelombang kesekian Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun