Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Batman, Kucing Kesayangan Kami

15 Juni 2021   21:05 Diperbarui: 15 Juni 2021   21:08 1863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mau berkisah tentang salah satu kucing peliharaan di rumah. Sebenarnya, rumah kami memiliki sangat banyak kucing. Ada 11 resident cat, atau mereka yang tinggal atau lahir di rumah. Ditambah dengan lebih dari 10 ekor kucing pendatang. Salah satunya langsung mengadopsi kami, padahal dia kucing milik salah satu tetangga.

Yang ingin saya ceritakan bukan si kucing tetangga tadi, melainkan kucing pendatang yang akhirnya harus kami pelihara di dalam rumah. Namanya Batman. Dari namanya, jelas Batman adalah kucing jantan. Seandainya dia kucing betina, maka namanya Batwoman.

Anyway, sekitar tiga tahun lalu atau mungkin lebih, Batman datang ke rumah kami. Kucing ini sangat galak. Semua kucing lainnya diusir olehnya. Nah, suatu hari, ia ditemukan tak berdaya di halaman rumah. Tulang pangkal paha sebelah kanan patah. Bisa jadi dia terjatuh.

Klinik hewan pun menjadi tujuan. Batman harus dioperasi. Oleh dokter hewan di klinik itu, Batman dibuatkan pengganti tulang yang retak, terbuat dari besi atau logam lainnya, entahlah logam apa. Saya tak bertanya.

Kami harus membawa Batman bolak-balik ke klinik itu, sampai akhirnya jahitannya kering dan mulai tertutup dengan rambutnya yang hitam. Awalnya, ia berjalan tidak sempurna, pincang. Namun kini, cara jalannya sudah normal.

Sekarang Batman sudah sehat. Hanya saja, dia menjadikan saya sebagai musuhnya. Entahlah apa salah saya.

Setiap kali saya dekati, ia langsung mendesis. Lucu sekali wajahnya, sebab lidahnya akan terlihat dengan jelas, berwarna merah. Karena itu, saya makin gemar mengganggunya dan desisannya pun makin keras. Saya hanya terbahak-bahak melihatnya.

Lucunya, kalau sedang berada di klinik hewan, Batman menjadi kucing yang sangat jinak. Dia menjadi kesayangan para dokter dan perawat di klinik yang terletak di Pulomas, Jakarta.

Suatu kali, Batman harus diopname. Saya tidak ingat dia sakit apa, mungkin flu atau yang lain. Yang pasti, Batman mogok makan.

Beberapa hari setelahnya, saya menjemput Batman. Menurut dokter yang merawatnya, Batman sudah sehat dan bisa dijemput.

Ketika saya berpamitan untuk pulang bersama Batman, yang sudah diletakkan di dalam kandang jinjing, beberapa perawat berteriak dari dalam: "Dadah, Batman! Sehat-sehat ya."

Wah, Batman jadi seperti kucing selebriti, banyak penggemar. Mereka juga sangat senang ketika Batman datang kembali untuk vaksin. Pokoknya, Batman itu menjadi kesayangan punggawa klinik. Akan tetapi, dia tetap menjadikan saya sebagai musuhnya. Hahahaha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun