Mohon tunggu...
Dian S. Hendroyono
Dian S. Hendroyono Mohon Tunggu... Freelancer - Life is a turning wheel

Freelance Editor dan Penerjemah Kepustakaan Populer Gramedia | Eks Redaktur Tabloid BOLA | Eks Redaktur Pelaksana Tabloid Gaya Hidup Sehat | Eks Redaktur Pelaksana Majalah BOLAVAGANZA | Bekerja di Tabloid BOLA Juli 1995 hingga Tabloid BOLA berhenti terbit November 2018

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Petualang Jiwa Bernama Marek Hamsik

15 Juni 2021   19:50 Diperbarui: 17 Juni 2021   17:20 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marek Hamsik, gelandang sekaligus kapten Timnas Slovakia di Euro 2020| Sumber: PHILIPPE HUGUEN/AFP via Kompas.com

Pada dahulu kala, tepatnya pada periode 2007 hingga 2019, klub Serie A Italia, Napoli, memiliki pemain yang "nyaris" menjadi dewa bernama Marek Hamsik, gelandang asal Slovakia. 

"Nyaris" menjadi dewa, bukan dewa sepenuhnya seperti julukan yang diberikan suporter Napoli kepada mendiang Diego Maradona, karena Hamsik hanya nyaris bisa memberikan gelar juara Serie A untuk Napoli.

Seandainya eks kapten Napoli itu bisa memberi gelar juara Serie A, maka Hamsik akan menjadi dewa sepenuhnya. Kata "nyaris" sebenarnya sudah mendekati, karena Hamsik sudah menggeser Maradona dalam hal mencetak gol. 

Ketika meninggalkan Napoli pada Februari 2019, Hamsik sudah mencetak 121 gol dalam semua ajang untuk Napoli. Maradona "hanya" mencetak 115 selama pemain  asal Argentina itu berseragam Napoli. 

Kalau akhirnya striker/pemain sayap asal Belgia, Dries Mertens, lantas menggeser posisi Hamsik sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa buat Napoli, itu bukan lagi masalah.

Marek Hamsik, menjadi kapten Slovakia sejak usia 22 tahun (Kredit foto: PowerPlay365 Online)
Marek Hamsik, menjadi kapten Slovakia sejak usia 22 tahun (Kredit foto: PowerPlay365 Online)

Selama berada di Napoli, Hamsik hanya bisa memberi tiga gelar: Coppa Italia (2011-12 dan 2013-14) dan Piala Super Italia 2014). 

"Saya cuma tidak bisa memberi gelar utama untuk Napoli, yaitu juara liga. Sayangnya kami hanya bisa menjadi runner-up dua atau tiga kali," kata Hamsik, seperti dikutip dari AFP.

Berposisi bukan murni sebagai striker, Hamsik menjadi incaran Juventus, berkat kesuburan kakinya dalam membuat gol. Hamsik, yang berkacamata dan mengenakan anting-anting ketika tidak berlaga di lapangan hijau, nyaris saja pindah ke Juventus, mengikuti jejak pemain idolanya, Pavel Nedved. Namun, pemain yang lahir pada 27 Juli 1987 itu berubah pikiran.

Hamsik hanya kekurangan gelar juara Serie A untuk Napoli (Sporting News Online)
Hamsik hanya kekurangan gelar juara Serie A untuk Napoli (Sporting News Online)

"Saya ingin sekali membawa Hamsik ke Juventus. Dia bisa mencetak gol dengan kedua kakinya. Saya melihat sendiri bagaimana Hamsik bisa mengatasi masalah yang pelik di lapangan," kata Nedved, eks pemain tim nasional Republik Ceko, yang kini menjadi salah satu direktur di Juventus.

Bukannya memilih Juventus, Hamsik justru pindah ke sebuah negeri yang bahkan tidak terletak di Eropa. Hamsik pindah ke klub China, Dalian Professional. 

Tampaknya klub itu bukan tempat yang tepat buat Hamsik. Ia harus menghentikan kontrak di Dalian, terutama karena Euro 2020 akan dimulai. Jadi, pada Maret 2021, Hamsik pun pindah ke klub Swedia, IFK Goteborg, demi mendapatkan jam bermain sebelum Piala Eropa dimulai. 

Mengapa Swedia? Karena jendela transfer di liga itu masih dibuka pada Maret. Hamsik hanya bermain 6 kali di klub itu. Kontraknya di IFK hanya berlaku hingga Agustus 2021. 

Namun, kontrak itu belum kelar ketika Hamsik mengumumkan bahwa ia sudah mengikat kontrak dengan klub Turki, Trabzonspor, selama dua tahun, efektif dimulai 1 Juli 2021.


Pemain dengan cukuran rambut khas Mohawk itu hampir tidak dikenal di negerinya sendiri, Slovakia. Hamsik meninggalkan Slovan Bratislava pada 2004, usianya ketika itu 17 tahun. Hamsik pergi ke Italia, menuju Brescia, klub pertamanya di Italia, sebelum pindah ke Napoli.

Hamsik mengakui ia senang tinggal di Napoli. Di sana, ia menjadi bagian dari komunitas dan dianggap sebagai keluarga. Akan tetapi, berada di Italia terus menerus tidak cukup untuk Hamsik. "Saya butuh sesuatu yang lebih dari sekadar uang dan trofi. Saya juga ingin memuaskan jiwa saya," ujar Hamsik, seperti dikutip dari The Guardian.

Karena itulah ia lantas bertualang ke berbagai negeri, yang mengakibatkan para suporter Slovakia hanya bisa menyaksikan aksinya ketika ia berseragam tim nasional.

Hamsik tampil di arena internasional pertama pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Turnamen itu adalah turnamen pertama untuk Slovakia sejak lepas dari Cekoslovakia pada 1993. 

Di Afsel, Hamsik menjadi kapten, usianya 22 tahun, menjadikan dirinya kapten termuda dalam sejarah sepak bola Slovakia. Slovakia lolos dari fase grup dan berlaga di babak 16 Besar, di mana mereka kalah Belanda. Fairy tale ala Slovakia pun berakhir, tapi sejak itu Slovakia selalu bergantung padanya.

Setelah gagal lolos ke Euro 2012 dan Piala Dunia 2014, Slovakia lolos ke Euro 2016. Dengan Hamsik menjadi jenderal lapangan tengah, sementara Martin Skrtel - sekarang sudah pensiun - di bagian pertahanan, Slovakia mencapai puncaknya di turnamen itu. Seperti halnya Piala Dunia 2010, Hamsik membawa Slovakia ke babak 16 Besar, tersingkir oleh Jerman.

Euro 2020 menjadi turnamen internasional ke-3 untuk Hamsik. Usianya sudah semakin bertambah, namun ia tetap menjadi andalan Slovakia dan pelatih Stefan Tarkovic.

Saat ini, Slovakia punya beberapa gelandang yang permainannya mirip dengan Hamsik, misalnya Ondrej Duda. Akan tetapi, untuk saat ini, Hamsik tak tergantikan.

"Percayalah, dia tak akan pernah menolak untuk memperkuat Slovakia. Dia adalah contoh untuk pemain-pemain lain. Sudah banyak gelandang baru yang ada di lapangan tengah Slovakia, namun Hamsik tetap ada di sana," kata Jan Kocian, pelatih Slovakia yang menyaksikan debut Hamsik untuk negaranya pada 2007.

Hingga kelarnya pertandingan pertama Slovakia di Euro 2020, menang 2-1 atas Polandia pada 14 Juni lalu, Hamsik sudah mencatatkan 126 kali penampilan untuk Slovakia, dengan 26 gol. Hamsik adalah pemegang rekor pemain dengan penampilan terbanyak untuk timnas Slovakia.

Dengan wajahnya yang keras, pertanda bahwa ia orang yang tidak mudah untuk dikalahkan oleh siapa pun, termasuk usia, Hamsik bisa jadi akan lama berada di lapangan tengah Slovakia. Dan, suporter Slovakia akan tahu banyak tentang Hamsik, meski hanya menyaksikan aksinya ketika berseragam Slovakia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun