Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengabaikan Sarapan Malah Berpotensi Sebabkan Kegemukan

18 Februari 2018   16:04 Diperbarui: 18 Februari 2018   16:37 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Theculturetrip.com

Di samping itu, penelitian yang pernah dilakukan di Spanyol menunjukkan bahwa menghindari sarapan pagi meningkatkan risiko mereka menjadi lebih gemuk dan ancaman diabetes mellitus dan gangguan kesehatan kardiovaskuker.

Bahkan ada penelitian yang memperlihatkan meningkatnya risiko pembentukan plak, atau penyepitan pembuluh darah koroner (atheroskelerosis) yang yang cukup tinggi dibandingkan dengan mereka yang sarapan pagi.

Jadi, sarapan pagi itu penting, jangan Anda hindari. Di samping itu, yang lebih menentukan lagi adalah apa yang kita konsumsi waktu sarapan itu. Pilihan sumber kalori dari karbohidrat dengan glikmik indeksnya rendah, makanan yang banyak mengandung serat seperti sayuran, buahan-buahan, nasi merah, gandum yang utuh, oatmeal, ubi-ubian, dan sumber protein dari ikan, daging ayam, kacang-kacangan, tahu, tempe, susu rendah lemak, akan membuat gula darah kita lebih stabil dan mencegah Anda kelaparan dan makan berlebihan sepanjang hari.

Saya sering sarapan pagi dengan beberapa sendok makan oatmeal yang dicampur susu rendah lemak setengah gelas, buah segar atau jus tomat campur semangka, satu telor mata sapi (atau direbus), dan sayuran satu mangkok. Dengan menu sarapan seperti itu, saya tidak akan merasa lapar lagi sampai menjelang makan siang.

Sayangnya, karena alasan repot, tidak ada waktu, malas memasak, mungkin pertimbangan lebih murah, kita sekarang jadi cenderung tidak sarapan pagi. Satu dari tiga penduduk Amerika Serikat tidak sarapan pagi. Saya tidak tahu bagaimana dengan kebiasaan kita di Indonesia, tapi saya percaya, semakin banyak yang meninggalkan sarapan, apalagi yang tinggal di perkotaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun