Mohon tunggu...
Irsyal Rusad
Irsyal Rusad Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Internist, FK UGM

Internist. Tertarik dng bidang Healthy Aging, Healthy Live, Diabetes Mellitus Twitter; @irsyal_dokter

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sedikit Bergerak, Makan Banyak, Diabetes Pun Naik Melonjak

20 Agustus 2015   08:04 Diperbarui: 20 Agustus 2015   10:01 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Kita makan lebih banyak daripada yang dibutuhkan.

Walaupun masih ada sebagian penduduk dunia yang mengalami kelaparan, sebagian besar, terutama di negara maju makanan sekarang relatif berlimpah. Akibat mekanisasi pertanian, rekayasa genetik, suplai makanan jauh lebih banyak. Dibandingkan dengan beberapa dekade yang lalu untuk memperoleh satu piring nasi jauh lebih sulit dari sekarang. Apalagi dibandingkan nenek moyang kita beberapa abad yang silam. Mereka harus berburu dulu, baru mendapatkan makanan. Sekarang? Tinggal angkat telepon, mau makanan apa saja, tunggu di rumah, sambil nonton TV makanan akan diantar. Dan, ini tidak hanya di kota-kota besar, kota kabupaten, dan bahkan kota kecil kecamatan. Lalu, kalau Anda kebetulan di jalan, lagi di belakang setir, Anda malas turun, sambil tetap duduk di mobil Anda, makanan juga akan disuguhkan.

Dan, di samping pilihan makanan sangat banyak, porsi makanan juga bervariasi, mulai dari yang dianggap kecil sampai ke ukuran super jumbo. Minuman juga demikian, mulai dari ukuran kaleng, botol kecil sampai ukuran besar. Berbeda dengan nenek moyang kita dulu, yang hanya makan waktu mereka lapar. Kita makan sekarang tidak hanya karena faktor itu, banyak kesempatan yang mendorong kita makan lebih sering dan banyak yang dari seharusnya. Resepsi pernikahan, pesta ulang tahun, syukuran, atau bahkan hanya sekedar hura-hura diisi dengan pesta pora makan. Anak-anak kita sama saja, kita ajari makan banyak, sangat khawatir dengan anak yang kelihatan makannya sedikit, tapi senang dengan anak yang makannya banyak. Dulu, anak-anak kalau ke sekolah dibekali makanan, sekarang dibekali uang. Anak mau jajan, beli makanan apa pun silakan.

Di samping faktor di atas, makanan sekarang juga mengandung kalori yang tinggi, karena banyak mengandung karbohidrat olahan, lemak jenuh, transfat. Kadar gula dan garam yang tinggi, selain lemak jenuh dan trans fat, akan mempengaruhi berapa banyak seseorang akan makan. Kebiasaan makan di luar juga akan berpengaruh terhadap asupan kalorinya. Menurut survei, rata-rata masukan kalori per hari penduduk laki-laki Amerika Serikat lebih besar 200 kalori pada tahun 2000 dibandingkan tahun 1971, dan pada wanita mencapai 300 kalori. Kelebihan asupan kalori ini menyebabkan wabah obesitas. Seiring dengan meningkatnya jumlah obesitas, kejadian diabetes tipe 2 juga melonjak tinggi.

Bagaimana pengaruh kedua faktor tersebut di atas,  bisa dilihat dari meningkatnya kasus diabetes tipe 2 penduduk Pulau Nauru, Pasifik. Sebelum era industrialisasi, aktivitas fisiknya tinggi, makanan terbatas, obesitas dan diabetes boleh dikatakan tidak ada. Tetapi setelah kesejahteraan penduduknya meningkat karena industrialisasi, aktivitas fisiknya jauh berkurang, makanan berlimpah, 34,4 persen penduduknya kemudian menjadi penyandang diabetes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun