Ada yang lebih ekstrim dari itu semua. Sekarang kopi seringkali diberi harapan palsu. Saya sebagai pemerhati kopi sangat tidak terima. Bagaimana tidak. Banyak pemuda-pemudi berduyun-duyun ke warung kopi. "Kuy ngopi". "Ayo kumpul-kumpul, ngopi". Kopi-kopi yang ada di tempat racik barista kan sudah bahagia. Melihat banyak orang berdatangan si kopi merasa kalau peminat kopi tak pernah surut. Namun sesampainya di kasir " Mas, saya es teh satu"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!