Ooooh Ibu.....
kau begitu Dermawan bagi kamiÂ
Anakmu menangis kelaparan
Nasi yang telah campur dengan senyuman dan kasih sayang
ibu......
kau pujaan hati kami
anakmu yang nakalÂ
menampar hatimu begitu kerasÂ
Tapi kau balas dengan senyuman begitu indah
Kau begitu kuat menghadapi kami yang tak kenal belas kasih kepadamu
 kau begitu mulia disisi TuhanÂ
aku tak tahu harus berbuat apa kepadamu
 untuk menebus dosa dosa kami
 ibu....
kau sanjungan kami
surga kami masih ada di telapak kakimu
ibu.....
aku tak ingin kau meninggal kamiÂ
dalam keadaan kebodohanÂ
ibu....
Ambillah nyawa kami untuk kebahagiaanmuÂ
jika kau mau untuk melakukan itu
Tapi aku kira kau tak mungkin melakukannya
 ibu......
kau belahan jiwa kami anak mu
 ibu.....
tetesan air berhargamu kau jatuhkan
 untuk kebahagiaan anakmuÂ
kau bagaikan duri
dari bunga mawar yang indah
 yang tak pernah mengharapkan pujaan dari sekitarmuÂ
kau telah membesarkan kami
 tanpa pamrih dan sombongÂ
aku anakmu
 yang telah lupa dengan jasa-jasamu
 aku rasa tak pantas menjadi kebanggaan muÂ
 ibu.....
Aku tak tahu harus berkata apa?Â
Biar kau merasa bahagia
ibu..... ibu........ ibu.........
Brandal lokajaya
asal Bandung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H