Kesesuaian ini menjadi faktor pemikat yang tujuannya adalah untuk meningkatkan motivasi wisatawan mancanegara berkunjung. Sektor publik juga bisa memberikan pengaruh pada peningkatan jumlah pengeluaran wisatawan.Â
Sektor tersebut adalah petugas yang berwenang memberikan ijin untuk wisatawan mancanegara melakukan aktivitas wisata di suatu bagsa.Â
Bentuk akses yang diberikan adalah persetujuan visa wisatawan berkunjung. Visa on arrival diberikan kepada wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia selama maksimal 30 hari bagi 90 negara.Â
Negara tersebut diantaranya adalah Argentina, Belgia, Ceko, Denmark, Ekuador, Finlandia, Ghana, Hong Kong, Italia, Jepang, Kazakhstan, Laos, Malaysia, Norwegia,Oman, Portugal, Qatar, Rusia, Swiss, Thailand, Uni Emirat Arab, Vaietnam, dan masih banyak lagi.
5. Menurunnya jumlah penerimaan devisa di sektor pariwisata
Kontribusi korupsi bagi pariwisata menunjukkan rangkaian kerugian selanjutnya, kali ini adalah hilir dari kunjungan wisatawan mancanegara. Wisatawan mancanegara memberikan pemasukan devisi bagi suatu bangsa yang dikunjungi.Â
Devisa adalah sejumlah valuta asing yang berguna untuk membiayai transkasi perdagangan internasional atau perdagangan antar bangsa. Devisa juga bisa diartikan sebagai kekayaan dalam bentuk mata uang asing yang dimiliki oleh suatu bagsa.Â
Devisa sendiri terdiri atas valuta asing, yaitu mata uang yang diakui dan diterima oleh semua bangsa di dunia seperti US Dollar, Dollar Canada, Euro (Eropa), Poundsterling (Inggris), Franc (Prancis), Franc (Switzerland), Deutshe Mark (Germany), Yen (Jepang), emas, dan surat berharga yang berlaku dalam pembayaran internasional.Â
Jika jumlah kunjungan wisatawan mancanegara menurun maka otomatis penerimaan devisa akan menurun. Kegiatan pemberi devisa lainnya adalah kegiatan ekspor, perdagangan jasa, pinjaman luar negeri, hadiah dari luar negeri, warga negara yang bekerja di luar negeri. Indonesia mendapatkan devisa dari sektor pariwisata setiap tahunnya meningkat dibandingan sektor lainnya.Â
Tahun 2015 pariwisata menempati urutan ke-4 setelah minyak gas dan bumi, minyak kelapa sawit dan batu bara, dengan nilai devisa 12.225,9 juta USD. Tahun 2016 pariwisata menempati urutan ke-2 setelah minyak kelapa swait dengan nilai devisa 13.458,5 juta USD. Tahun 2017 pariwisata menempati urutan ke-3 setelah minyak kelapa sawit dan batu bara dengan nilai devisa 15.235,5 juta USD.
Fakta dari pengembangan pariwisata di Indonesia yang telah disebutkan diatas, seperti meningkatnya citra Indonesia di dunia internasional, meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, meningkatnya jumlah industri dan investasi, kebebasan visa bagi 90 negara selama 30 hari, dan meningkatnya jumlah pendapatan devisa.Â